Rabu 14 Sep 2022 19:23 WIB

Taiwan Gunakan Taktik Ukraina dalam Persiapan Konflik Lawan China

Ukraina dinilai telah secara efektif menyampaikan pesannya kepada dunia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Tentara Taiwan menembakkan artileri selama latihan tembakan langsung di Pingtung, Taiwan, 09 Agustus 2022. Militer Taiwan mengadakan latihan tembakan langsung untuk mensimulasikan pertahanan negara terhadap invasi China, menyusul latihan tembakan langsung China baru-baru ini di enam wilayah maritim sekitar Taiwan.
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Tentara Taiwan menembakkan artileri selama latihan tembakan langsung di Pingtung, Taiwan, 09 Agustus 2022. Militer Taiwan mengadakan latihan tembakan langsung untuk mensimulasikan pertahanan negara terhadap invasi China, menyusul latihan tembakan langsung China baru-baru ini di enam wilayah maritim sekitar Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan sedang mencari cara yang mirip dengan strategi Ukraina untuk mengomunikasikan pesannya ke dunia luar pada saat konflik. Menteri Digital Taiwan Audrey Tang mengatakan pada Rabu (14/9), pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memanfaatkan alat seperti satelit dan menyebarkan meme humor buat lawan propaganda.

"Kami melihat pengalaman invasi Rusia ke Ukraina pada Februari. Kami menemukan bahwa seluruh dunia dapat mengetahui apa yang terjadi di sana secara real time,” ujar Tang.

Baca Juga

Tang menyatakan, Ukraina telah secara efektif menyampaikan pesannya kepada dunia. Kiev berhasil menjaga komunikasi berkualitas tinggi secara real time dan ini sangat penting untuk upaya Taipei menjaga posisinya.

"Ini bukan hanya untuk orang-orang kita sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang peduli dengan kita di seluruh dunia, sehingga kita dapat meminta bantuan dari teman-teman internasional," ujar Tang.

Latihan perang dan latihan blokade China di sekitar Taiwan bulan lalu membuat kondisi semakin mengkhawatirkan. Kemungkinan serangan oleh China pun semakin besar karena negara itu menyatakan tidak segan menggunakan kekuatannya.

Beberapa rencana Tang untuk mempertahankan komunikasi jika serangan China terjadi dengan menggunakan program uji coba satelit senilai 18 juta dolar AS selama dua tahun ke depan. Upaya ini untuk memastikan layanan internet di seluruh Taiwan.

Tujuan pemerataan layanan internet ini, menurut Tang, untuk menjaga stabilitas sosial. Selain itu, upaya itu pun bisa menjaga sistem komando Taiwan berjalan dengan secara instan beralih ke bentuk komunikasi alternatif, seperti satelit di orbit menengah dan bawah.

Beberapa perusahaan Taiwan sedang dalam pembicaraan dengan penyedia layanan satelit internasional. Mereka sedang mencari kemitraan setelah layanan tersebut disahkan di Taiwan. Ukraina telah menggunakan layanan broadband satelit Starlink milik Elon Musk.

Tang merupakan sosok yang membantu menyusun pesan publik Taiwan untuk pandemi Covid-19. Dia merencanakan menggunakan meme dan humor untuk melawan disinformasi yang sebagian besar dituding dilakukan oleh pemerintah China. "Kami mengatakan secara terbuka bahwa pedoman kami adalah 'humor di atas rumor,'" kata Tang.

"Seperti yang telah kita lihat dengan contoh Ukraina, ada juga orang yang menggunakan ide bahkan komedi, tapi tentu meme Internet, untuk menyebarkan pesan yang menggalang rakyat," ujarnya.

Media pemerintah China banyak menggunakan Twitter dan platform media sosial Barat lainnya, meskipun mereka dilarang di China. Ditanya tentang Beijing yang menggunakan media sosial dalam kampanye pengiriman pesannya melawan Taipei jika terjadi perang, Tang mengatakan itu sudah terjadi.

"Dari sudut pandang saya, ini adalah kehidupan sehari-hari saya. Sudah, jenis propaganda seperti yang Anda sebut, jenis narasi yang terjadi di Twitter, itulah yang kita hadapi setiap hari," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement