Senin 01 Aug 2022 14:35 WIB

Kinerja Angkutan Barang KAI Naik 15 Persen

Angkutan barang KAI pada semester I 2022 didominasi oleh angkutan batu bara.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Pekerja memasukan boks berisi kiriman barang ke dalam gerbong kereta api di Stasiun Jakarta Gudang, Jakarta, Sabtu (15/1/2022).
Foto: Prayogi/Republika.
Pekerja memasukan boks berisi kiriman barang ke dalam gerbong kereta api di Stasiun Jakarta Gudang, Jakarta, Sabtu (15/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat peningkatan kinerja angkutan barang pada semester I 2022. KAI mengangkut sebanyak 26,7 juta ton barang pada periode tersebut atau naik 15 persen dibandingkan semester I 2021 yang hanya 23,2 juta ton barang. 

“Secara umum, peningkatan ini dipengaruhi oleh faktor pandemi yang semakin mereda sehingga iklim usaha pun turut membaik,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam pernyataan tertulisnya, Senin (1/8/2022). 

Baca Juga

Dia menuturkan peningkatan kinerja angkutan barang KAI pada semester I 2022 menunjukkan layanan angkutan barang menggunakan kereta api semakin diandalkan masyarakat. Selain itu juga memiliki prospek yang cerah ke depannya. 

Joni merinci, angkutan barang KAI pada semester I 2022 didominasi oleh angkutan batu bara sebesar 20,6 juta ton. Angka tersebut menunjukan 77,2 persen dari total angkutan barang KAI. 

“Angkutan batu bara juga mengalami peningkatan volume yang paling besar dibandingkan komoditi lainnya yaitu sebesar tiga juta ton pada semester I 2022 atau naik 17 persen dibanding periode sebelumnya,” ungkap Joni, 

Dia menegaskan, angkutan batu bara masih menjadi andalan KAI dalam angkutan barang. Menurutnya, KAI juga ikut berperan dalam proyek Strategis Nasional (PSN) 35.000 MW dengan mengangkut batu bara sebagai bahan bakar utama infrastruktur listrik PLN. 

Selain itu, peningkatan yang sangat signifikan juga terjadi pada komoditi barang hantaran potongan. KAI mencatat pada semester I 2022, KAI mengangkut sebanyak 85.231 ton barang naik 129 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 yang hanya mengangkut 65.900 ton barang. 

“Peningkatan pada angkutan retail seperti ini menunjukkan bahwa ekonomi di masyarakat sudah mulai kembali pulih setelah terdampak pandemi sehingga kebutuhan akan pengiriman barang semakin tinggi,” ungkap Joni. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement