Sabtu 16 Jul 2022 19:17 WIB

Pesantren Uji Coba Pembayaran Pakai Pemindai Wajah

Pesantren menjadi tempat uji coba sistem pembayaran menggunakan pengenalan wajah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah santri mengikuti kajian kitab kuning di pondok pesantren. Pesantren menjadi tempat uji coba sistem pembayaran menggunakan pengenalan wajah. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Sejumlah santri mengikuti kajian kitab kuning di pondok pesantren. Pesantren menjadi tempat uji coba sistem pembayaran menggunakan pengenalan wajah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Pesantren menjadi tempat uji coba sistem pembayaran menggunakan pengenalan wajah. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, menyampaikan, BI saat ini sedang uji coba teknologi dengan Penyedia Jasa Sistem Pembayaran (PJP) untuk fasilitasi transaksi pembayaran di pesantren.

"Pembayarannya itu menggunakan biometrik, yaitu face recognition dengan sumber dana dari uang elektronik yang dimiliki santri," katanya dalam seminar Digital Finance to Support Financial Inclusion rangkaian FMCBG G20, Sabtu (16/7/2022) di Nusa Dua, Bali.

Baca Juga

Inisiatif tersebut merupakan langkah lanjutan dari peningkatan inklusi keuangan. Pesantren menjadi ekosistem dengan potensi yang besar dalam upaya memperluas akses digital pembayaran masyarakat.

Hal ini mengingat pemerintah punya target inklusi keuangan hingga 90 persen yang per 2021 baru tercapai 84 persen. Digitalisasi sistem pembayaran ini juga disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik spesifik dari lingkungan pesantren.

Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Arief Hartawan mengatakan, upaya pengembangan digitalisasi di pesantren telah dimulai dari program pertanian berkelanjutan. Sistem Internet of Things (IoT) diimplementasikan pada green house produksi pertanian milik pesantren.

Saat ini, pengembangan digital pesantren meluas di sistem pembayaran. Arief mengatakan pembayaran digital diharapkan inklusif termasuk pada ekosistem pesantren. Santri biasanya tidak diperkenankan membawa ponsel sehingga digitalisasi yang memungkinkan adalah menggunakan biometrik.

"Jadi nanti santri kalau mau jajan di koperasi itu bisa dipindai (scan) wajahnya, yang nanti ini terhubung ke sumber dana milik santri, kalau ada saldonya otomatis terdebet," kata dia.

Arief mengatakan belum bisa menyebutkan pesantren dan PJP mana yang sedang terlibat dalam uji coba. Inisiatif tersebut masih dirumuskan dan uji coba dalam sandbox.

Pembayaran dengan pengenalan wajah santri ini juga ingin menekankan pada digitalisasi administratif ekosistem pesantren. Penguatan sisi akuntansi ini akan meningkatkan profesionalitas dan integritas dari pesantren yang ada di Indonesia.

"Idenya ini pake QRIS, jadi ada catatannya, ada tracking-nya, termasuk pembayaran. Jadi orang tua membayar ke pesantren, santri beli barang di koperasi, itu bisa dilihat datanya," ungkap Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement