Rabu 30 Mar 2022 13:34 WIB

Rusia Ajukan Dua Perkara Administratif Terhadap Google

Rusia mengklaim Google tidak menghapus konten terlarang di Youtube.

Rusia mengklaim Google tidak menghapus konten terlarang di Youtube.
Foto: AP Photo/Michel Euler
Rusia mengklaim Google tidak menghapus konten terlarang di Youtube.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor, mengajukan dua perkara administratif terhadap Google karena platform tersebut tidak menghapus konten terlarang di YouTube. Roskomnadzor menyebut YouTube sebagai platform utama "perang informasi" terhadap Rusia, dikutip dari Reuters, Rabu (30/3/2022).

"Platform Amerika ini secara terbuka mengizinkan penyebaran konten palsu yang mengandung informasi tidak akurat tentang perjalanan operasi militer khusus di Ukraina, menjelekkan tentara Federasi Rusia dan juga informasi yang bersifat ekstrem, yang mengajak melakukan aksi kekerasan kepada prajurit Rusia," kata Roskomnadzor.

Baca Juga

Google belum memberikan pernyataan soal kasus ini. Akibat masalah ini, Google terancam denda hingga 8 juta rubel atau sekitar 20 persen dari pendapatan perusahaan tersebut di Rusia.

Rusia membatasi akses ke media sosial arus utama antara lain Twitter, Facebook dan Instagram sejak invasi ke Ukraina pada 24 Februari. Konflik dengan platform asal Amerika Serikat membuat negara tersebut membatasi arus informasi.YouTube beberapa waktu lalu dituduh menyebarkan ancaman kepada warga Rusia.

Sebelumnya, pengembang aplikasi Rusia sedang membuat alternatif untuk Google Play dan berencana meluncurkannya pada Mei 2022. YouTube dan Google Play mulai bulan ini menangguhkan layanan pembayaran di Rusia, termasuk untuk layanan berlangganan, seperti diberitakan Reuters, Rabu.

Negara-negara Barat mulai memberikan sanksi untuk aktivitas perbankan Rusia sejak negara tersebut menyerang Ukraina. Organisasi Rusia yang berfokus pada pengembangan digital, Digital Platforms berada dibalik pengembangan aplikasi pengganti Google Play di sana.

"Sayangnya, warga Rusia tidak bisa lagi menggunakan Google Play secara normal untuk membeli aplikasi. Pengembang kehilangan sumber pendapatan mereka," kata direktur proyek di Digital Platforms, Vladimir Zykov.

Digital Platforms pun membuat pasar aplikasi Rusia, NashStore, yang berarti "toko kami" dalam bahasa setempat. NashStore akan menjadi pengganti Google Play pada perangkat Android dan akan menudukung kartu Mir, yang tidak bisa lagi digunakan pada platform arus utama.

Pasar aplikasi NashStore akan diluncurkan pada 9 Mei, bertepatan dengan perayaan nasional kemenangan Uni Soviet melawan Nazi pada Perang Dunia II. Rusia biasanya mengadakan pawai militer setiap 9 Mei di Lapangan Merah, di ibu kota Moskow.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement