Rabu 02 Feb 2022 18:31 WIB

Covid-19 Menyerang Liga 1, Haruskah Kompetisi Dihentikan Lagi?

Risiko situasi seperti ini kami sadari sejak awal liga berjalan di tengah pandemi

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Muhammad Akbar
Pesepak bola Persib Bandung Esteban Vizcarra (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Persikabo 1973 Manahati Lestusen (kiri) saat pertandingan Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (29/1/2022). Persib Bandung menang 1-0.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pesepak bola Persib Bandung Esteban Vizcarra (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Persikabo 1973 Manahati Lestusen (kiri) saat pertandingan Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (29/1/2022). Persib Bandung menang 1-0.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pertandingan antara Persebaya Surabaya kontra PSIS Semarang sempat diragukan untuk dilanjutkan setelah banyaknya pemain yang absen akibat Covid-19. Persebaya telah memastikan hanya ada 15 pemain yang bisa berlaga menghadapi PSIS di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Rabu (2/2/2022).

Meski jumla pemain sangat minim, laga tersebut tetap diselenggarakan. Karena hasil keputusan emergency meeting menyatakan bahwa laga baru bisa ditunda ketika hanya tersisa 13 pemain.

Baca Juga

"Melawan PSIS, Persebaya akan bermain dengan 15 pemain dikarenakan skuad yang harus harus menjalani karantina kini bertambah. Kami akan berjuang keras untuk meraih hasil maksimal dengan komposisi pemain yang ada," kata manajer Persebaya, Candra Wahyudi, Rabu (2/2/2022).

Sejumlah pemain Persebaya dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes swab PCR pada H-1 pertandingan. Candra mengakui Persebaya sempat meminta laga ditunda, namun dalam regulasi Liga 1 2021/2022, pasal 52 ayat 7 disebutkan bahwa laga baru bisa ditunda jika pemainnya kurang dari 14 orang.

"Pagi tadi kembali dilakukan tes swab PCR untuk pemain Persebaya yang positif, hasilnya ada dua tambahan pemain yang negatif. Sehingga ada total 15 pemain yang negatif dan bisa dimainkan. Sementara untuk pemain yang menjalani karanitna kini berjumlah 12 orang," kata Candra.

"Kami siap main meski kondisinya sangat minim pemain seperti ini. Risiko situasi seperti ini kami sadari sejak awal liga berjalan di tengah pandemi, dalam kondisi extraordinary," kata Candra.

Tambahan pemain yang terkena Covid-19 pun terjadi pada PSS Sleman. Lima pemain PSS dipastikan tidak memperkuat tim untuk Persik Kediri pada laga yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, pada Rabu (2/2/2022) sore.

Lima pemain dinyatakan positif dari hasil tes swab PCR pada H-1 pertandingan. Dokter tim PSS, Feras Ardiles Muhammad menyebut kelima pemain yang tidak disebutkan namanya ini telah dipindahkan ke hotel lain untuk isolasi.

"Kelima pemain tersebut langsung kami lakukan tidakan karantina setelah hasil tes swab PCR keluar. Kami sudah berkoordinasi juga dengan Satgas Covid-19 Bali mengenai peraturan karantina ini," kata Feras.

Feras mengakui tim medis PSS tengah melakukan tracing dari mana pemain tersebut terjangkit Covid-19. Dia pun memastikan pemain dan ofisial yang bertanding pada sore hari ini terbebas dari Covid-19.

"Saya mewakili tim memohon doa dari Sleman fans agar mereka yang terjangkit bisa segera pulih dan segera kembali membela PSS," kata Feras.

Persebaya dan PSS tentu masih bisa bertanding meski kehilangan banyak pemain, namun tidak dengan Persib Bandung.  Persib terpaksa mengajukan emergency meeting karena pemain yang ada dalam tim hanya 13 orang dan sisanya terjangkit Covid-19.

Meski belum ada kabar resmi dari Persib, Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru, Sudjarno memastikan laga tersebut ditunda. Persetujuan pun telah didapatkan dari PSM sebagai lawan dari Persib serta PSSI sebagai federasi.

"Berdasarkan evaluasi kami, hasil tes swab PCR yang kami lakukan, membuat satu laga yang harus kami tunda, yaitu antara PSM Makassar melawan Persib Bandung," kata Sudjarno.

Sudjarno mengakui ada kelalaian yang dilakukan oleh tim maupun operator kompetisi. Untuk itu, kini PT Liga Indonesia Baru menerapkan sistem full bubble agar rantai penyebaran Covid-19 terputus.

"Kami akui ada kelalaian, untuk itu kami evaluasi dan berkomitmen untuk kembali menerapkan protokol kesehatan lebih ketat, seperti tidak mengizinkan pemain keluar dari hotel untuk uruan tidak perlu dan hanya berkegiatan bersama klub," kata Sudjarno.

"Kami pun selalu memberikan pengawasan dengan berkoordinasi dengan klub-klub untuk pembatasan akomodasi pemain tersebut. Ini sebagai upaya evaluasi kami untuk memutus mata rantai Covid-19," kata Sudjarno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement