Sabtu 11 Dec 2021 23:40 WIB

Taat Prokes Jadi Andalan Lawan Virus Corona

Taat prokes diharapkan menjadi gaya hidup selama pandemi covid-19.

Memakai masker yang baik dan benar (ilustrasi). Taat prokes diharapkan menjadi gaya hidup selama pandemi covid-19.
Foto: www.freepik.com.
Memakai masker yang baik dan benar (ilustrasi). Taat prokes diharapkan menjadi gaya hidup selama pandemi covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli epidemiologi dari Universitas Andalas Defriman Djafri mengatakan penerapan protokol kesehatan secara disiplin masih tetap menjadi andalan dalam melawan serangan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Ia menuturkan di masa pandemi COVID-19 penerapan protokol kesehatan sudah seharusnya ditonjolkan.

"Menjadi andalan memang, perilaku penerapan protokol kesehatan setiap aktivitas kegiatan yang dijalankan selama pandemi ini masih ada," kata Defriman, dalam keterangannya.

Baca Juga

Selain itu, pengawasan, evaluasi dan pemantauan protokol kesehatan yang meliputi menggunakan masker, menjaga jarak/mengurangi mobilitas dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir juga harus diperketat. Saat ini masih banyak tantangan dalam menghadapi pandemi COVID-19. 

Tantangan tersebut antara lain varian baru yang belum lama ini muncul, yakni varian Omicron, kekebalan yang tidak bertahan lama, dan distribusi vaksin yang belum merata. Selain mengejar kekebalan kelompok dengan vaksinasi COVID-19, hal yang juga penting adalah terbentuknya perilaku masyarakat luas untuk melakukan protokol kesehatan secara ketat.

Protokol kesehatan tersebut diharapkan menjadi bagian dari gaya hidup yang tak bisa ditinggalkan selama pandemi seperti sekarang ini. Defriman mengatakan pembatasan mobilitas dan kegiatan masyarakat tidak perlu diperdebatkan karena posisinya sama pentingnya seperti vaksin COVID-19.

Semua itu sebagai intervensi dalam pengendalian dan pencegahan penularan COVID-19.COVID-19 menular dari orang ke orang. Oleh karenanya, pembatasan mobilitas berperan sebagai salah satu langkah meminimalkan risiko penularan.

"Semakin banyak orang bergerak atau bertemu, semakin mungkin terinfeksi, dan semakin banyak orang terinfeksi, semakin besar kemungkinan virus bermutasi dan ujung semuanya, tentu yang akan dipertaruhkan angka mortalitas ke depan yang harus dipertanggungjawabkan," tuturnya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement