Jumat 10 Dec 2021 08:37 WIB

Paradigma Perpustakaan Harus Diubah

Ketua IPI Aceh ajak pustakawan mengubah paradigma mengelola perpustakaan.

 Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI) Aceh, Nazaruddin Musa MLIS saat  menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Bimtek Pengelolaan Perpustakaan Gampong se - Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021, di Aula Wisma Atlet, Kota Jantho, Aceh Besar, Senin (6/12).
Foto: Dok Humas IPI
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI) Aceh, Nazaruddin Musa MLIS saat menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Bimtek Pengelolaan Perpustakaan Gampong se - Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021, di Aula Wisma Atlet, Kota Jantho, Aceh Besar, Senin (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH BESAR -- Perkembangan teknologi informasi telah mengubah paradigma pengelola perpustakaan.  Tentunya dalam hal ini secara otomatis pola kerja pustakawan atau pengelola perpustakaan juga menjadi berubah.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI) Aceh, Nazaruddin Musa MLIS saat  menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Bimtek Pengelolaan Perpustakaan Gampong se - Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021, di Aula Wisma Atlet, Kota Jantho, Aceh Besar, Senin (6/12).

"Paradigma perpustakaan harus diubah, dari semula dianggap sebagai gudang buku, perpustakaan harus bertransformasi sehingga memiliki peran signifikan dalam meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga mampu mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik menuju kesejahteraan,''kata Nazar seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Pengelola perpustakaan Gampong, kata Nazar bukan hanya menunggu pengunjung datang, namun harus mampu bergerak aktif mendorong masyarakat agar menjadi bagian dan mendapatkan manfaat positif keberadaan perpustakaan desa di tengah-tengah masyarakat.

"Perpustakaan Gampong butuh orang-orang yang andal dalam mengembangkan perpustakaan, tidak hanya pasif mengikuti pola kerja yang ada dan bergantung kepada pengguna," tambahnya.

Lebih lanjut, Nazar menjelaskan bahwa teknologi informasi di perpustakaan Gampong dapat mengatasi persoalan tempat dan waktu. Ia mencontohkan dengan hanya bermodalkan internet para pengelola perpustakaan Gampong dapat mengunduh koleksi-koleksi gratis yang berhubungan dengan keperluan masyarakat.

Di  samping itu, dalam konteks inklusi sosial, penerapan Teknologi Indormasi dan Komuikasi  (TIK)  khususnya internet dapat membantu pengelolaan untuk mencari sumber referensi, baik itu dalam bentuk buku muapun video-video tutorial ataupun panduan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Tidak hanya di situ, dengan penerapan teknologi informasi dapat membantu mempromosikan produk-produk hasil inklusi sosial yang di produksi oleh masyarakat. Misalnya dengan Instagram Facebook dan platform media sosial lainnya," kata Nazar di  hadapan puluhan peserta yang hadir.

Menurut Nazar, dengan dijadikan Perpustakaan sebagai pusat belajar dan referensi berbasis TIK, tentu akan efektif dan informatif sehingga bisa menjawab setiap kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat sekitar perpustakaan.

"Secara tidak langsung dapat menarik minat kunjungan khususnya anak-anak dan remaja karena layanan perpustakaan sudah sesuai dengan gaya hidup mereka. Dan ini semua sangat diperlukan komitmen pengelola perpustakaan dan juga partisipasi aktif para aparatur Gampong,'  tutup Nazar diakhir diskusi.

Bimtek yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Besar berlangsung selama empat  hari, 6-9 Desember 202,  diperuntukkan untuk pengelola Perpustakaan Gampong di Kabupaten Aceh Besar.

Dalam bimtek tersebut turut diundang narasumber masing-masing, Plt Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Besar  Fazlun SH MT, Novayaturrahmi SIP, Nazaruddin Musa MLIS, Suherman MEc, dan Abdul Manar, MHum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement