Rabu 13 Oct 2021 16:15 WIB

Sistem Penyimpanan di Resi Gudang Makin Diminati Petani

Total komoditas yang di resi gudangkan mencapai 10 jenis komoditas.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) merilis data pemanfaatan sistem resi gudang selama kuartal III 2021. Data menyebutkan, terjadinya peningkatan pemanfaatan resi gudang dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) merilis data pemanfaatan sistem resi gudang selama kuartal III 2021. Data menyebutkan, terjadinya peningkatan pemanfaatan resi gudang dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) merilis data pemanfaatan sistem resi gudang selama kuartal III 2021. Data menyebutkan, terjadinya peningkatan pemanfaatan resi gudang dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi, baik dari sisi jumlah Resi Gudang yang diregistrasi, jumlah komoditas, volume barang, nilai barang serta nilai pembiayaan.

Tercatat sebanyak 481 resi gudang, meningkat 86 persen dari posisi yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 258 resi gudang. “Terjadinya peningkatan pemanfaatan resi gudang ini merupakan hasil dari kegiatan edukasi serta sosialiasi yang terus menerus kami lakukan bersama," kata Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia, Fajar Wibhiyadi, dalam keterangan resminya, Rabu (13/10).

Dari sisi jumlah komoditas yang di resi gudangkan, di tahun 2021 sampai dengan Kuartal III komoditas yang masuk ke resi gudang mencapai 10 komoditas, naik 43 persen dari periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebanyak 7 komoditas.

Pada kuartal yang sama juga diwarnai dengan masuknya komoditas baru, yaitu kedelai dengan dua resi gudang yang diregistrasi. Komoditas yang paling banyak diregistrasikan di kuartal III 2021 adalah ayam karkas beku dengan 118 resi gudang, sedangkan di periode yang sama di tahun 2020, komoditas yang paling banyak di registrasi adalah gabah dengan 160 resi gudang.

Pertumbuhan juga terjadi di volume serta nilai barang. Dari sisi volume barang, di tahun 2021 sampai dengan Kuartal III tercatat sebanyak 9,932 Juta kilogram, atau mengalami kenaikan 65 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar 6,022 juta kg. Sedangkan dari sisi nilai barang, di tahun 2021 sampai dengan Kuartal III tercatat mencapai Rp 375,4 miliar, naik 206 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 sebesar Rp 122,6 miliar.

Nilai pembiayaan resi gudang di kuartal III 2021 juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dalam catatan Pusat Registrasi Resi Gudang, nilai pembiayaan  tahun 2021 sampai dengan Kuartal III mencapai 215,1 milia, naik 203 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 70,9 miliar.

Sebagai catatan, sepanjang tahun 2020 Resi Gudang yang diregistrasi mencapai 314 resi gudang dalam volume seberat 6,7 Juta Kg dengan nilai barang mencapai Rp 133,9 miliar. Sedangkan dari sisi nilai pembiayaan, sepanjang tahun 2020 mencapai Rp 59,1 miliar.

Terkait pemanfaatan resi gudang, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021, barang yang dapat disimpan dalam sistem resi gudang yakni meliputi beras, gabah, jagung, kopi, kakao, rumput laut, gambir, timah, gula kristal putih, kedelai, serta ayam karkas beku.  

“Meningkatnya nilai pembiayaan resi gudang ini tentunya merupakan hal yang menarik. Karena memang pada prinsipnya, petani dan para pemilik komoditas dapat menjaminkan Resi Gudang yang dimiliki untuk mendapatkan pembiayaan. Petani dan pemilik komoditas dapat terus menjalankan usahanya, sambal menunggu harga membaik," kata dia.

Terkait pembiayaan resi gudang, perseroan sebagai pusat registrasi juga mengajak lembaga pembiayaan baik bank maupun non bank, untuk masuk ke sektor ini. Saat ini sudah ada beberapa bank yang menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan ekosistem resi gudang.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan SRG dan Pasar Lelang Komoditas, Bappebti Kemendag, Widiastuti, mengatakan, kunci keberhasilan pelaksanaan sistem resi gudang antara lain kerjasama sinergis antar lembaga yang terkait, baik di pusat maupun daerah, baik yang berperan di sisi hulu maupun hilir dan profesionalitas Pengelola Gudang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement