Ahad 10 Oct 2021 11:05 WIB

Tim PHP2D English Society Bangun Rumah Edukasi

Rumah Edukasi ini dibangun untuk menanamkan kebiasaan baik kepada anak-anak

Masa anak-anak merupakan masa emas, dimana mereka masih menyukai hal-hal baru untuk dipelajari. Dimasa ini pula, dapat menanamkan kebiasaan yang baik pada mereka, agar terbiasa untuk terus dilakukan sampai mereka dewasa. Anak-anak pun merupakan penerus bagi bangsa ini, sehingga penting bagi mereka untuk membekali ilmu-ilmu yang dibutuhkan anak-anak di era sekarang ini.
Foto: istimewa
Masa anak-anak merupakan masa emas, dimana mereka masih menyukai hal-hal baru untuk dipelajari. Dimasa ini pula, dapat menanamkan kebiasaan yang baik pada mereka, agar terbiasa untuk terus dilakukan sampai mereka dewasa. Anak-anak pun merupakan penerus bagi bangsa ini, sehingga penting bagi mereka untuk membekali ilmu-ilmu yang dibutuhkan anak-anak di era sekarang ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Masa anak-anak merupakan masa emas, dimana mereka masih menyukai hal-hal baru untuk dipelajari. Dimasa ini pula, dapat menanamkan kebiasaan yang baik pada mereka, agar terbiasa untuk terus dilakukan sampai mereka dewasa. Anak-anak pun merupakan penerus bagi bangsa ini, sehingga penting bagi mereka untuk membekali ilmu-ilmu yang dibutuhkan anak-anak di era sekarang ini. 

Berdasarkan hasil survey tim PHP2D English Society Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), mengenai anak-anak di wilayah RT 01 dan RT 03 Cheng In, Dadap, Kosambi,Tangerang, masih banyak anak-anak yang memiliki kemampuan yang kurang, dalam membaca dan mengenali huruf alfabet yang diajarkan di sekolah. Sehingga tim PHP2D English Society, mencetuskan untuk membangun Rumah Edukasi. 

Yasina Maulida sebagai anggota tim PHP2D English Society mengungkapkan, Rumah Edukasi ini dibangun untuk menanamkan kebiasaan baik kepada anak-anak, sekaligus sebagai tempat mengimplementasikan ilmu. 

“Saya dan tim menyadari pentingnya menanamkan kebiasaan yang baik, kepada anak-anak sejak dini dan kami memiliki harapan agar anak-anak di tempat kegiatan merasa senang, serta mampu mengimplementasikan ilmu yang mereka dapatkan, itulah mengapa kami setuju untuk merealisasikan Rumah Edukasi tersebut,” ucap Yasina dalam keterangan tertulis yang diterima, Ahad (10/10). 

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa, kemampuan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia masih kurang, dimana Indonesia menempati peringkat ke-74 dari 100 negara yang menjadi penilaian EF Education First pada tahun 2020. 

Wakil ketua tim, Romel Raskyana menuturkan, salah satu pembelajaran yang menjadi fokus adalah Bahasa Inggris yang disesuaikan dengan tingkat sekolah agar membiasakan anak-anak dalam menulis, mengeja, membaca serta menyebutkan kata dalam Bahasa Inggris. Hal ini sejalan dengan rumpun himpunan di tim PHP2D dan juga agar meningkatkan English Skill anak-anak setempat.

“Kegiatan pembelajaran di Rumah Edukasi ini, sudah dilakukan oleh tim PHP2D English Society Universitas BSI, sejak bulan Agustus dan masih akan berjalan sampai kegiatan selesai. Selain Bahasa Inggris, hal yang menjadi fokus adalah Matematika dan pengetahuan umum lain, agar lebih meningkatkan pengetahuan mereka tentang pelajaran yang mereka ikuti di sekolah ataupun bagi anak-anak yang belum dapat melanjutkan pendidikannya,” tutur Romel. 

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement