Kamis 02 Sep 2021 20:14 WIB

Satgas Ungkap Penyebab Kematian karena Covid-19 di Daerah

Pemda wajib mengaitkan sejumlah data dalam mengidentifikasi masalah kematian.

Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkap sejumlah karakteristik kematian akibat Covid-19 di Indonesia yang perlu diwaspadai. Menurut dia, pemerintah memerlukan pendekatan khusus yang berfokus pada penurunan angka kematian tersebut.

Wiku mengatakan, angka kematian yang tinggi di sejumlah daerah bisa disebabkan di antaranya karena rumah sakit penuh, alat-alat yang tidak tersedia di rumah sakit rujukan, tidak adanya tempat isolasi terpusat, atau adanya tempat isolasi namun tidak dimanfaatkan dengan baik. "Atau bisa karena penanganan warga yang terkena Covid-19 tidak dilakukan dengan sesegera mungkin karena tidak berjalannya fungsi posko atau satgas di level kelurahan/desa," kata dia, saat menyampaikan keterangan pers secara virtual yang dipantau dari kanal YouTube BNPB dari Jakarta, Kamis (2/9) sore.

Ia mengimbau pemerintah daerah tidak hanya wajib memahami data daerah, namun juga wajib mengaitkan satu data dengan yang lainnya agar dapat diidentifikasi masalah kematian yang sebenarnya. Beberapa contoh data yang harus dikaitkan adalah hubungan data kematian dengan situasi yang berpotensi menjadi penyebab angka kematian yang masih tinggi.

"Seperti data keterisian tempat tidur perawatan isolasi dan ketersediaan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan," katanya.

Menurut Wiku, pemerintah daerah juga perlu mengaitkan data kematian dengan ketersediaan dan pemanfaatan tempat isolasi terpusat, bahkan hingga jumlah Satgas posko dan pelaksanaan fungsi posko hingga tingkat RT/RW. Pemerintah daerah harus mulai meninjau karakteristik kematian di daerahnya masing-masing.

"Baik berdasarkan usia maupun berdasarkan tingkat gejalanya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement