Kamis 02 Sep 2021 13:08 WIB

Bumbu dan Rempah Indonesia Terus Masuk ke Pasar AS

AS memiliki pangsa pasar yang besar untuk produk rempah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Cheef sedang mengolah bumbu masakan (ilustrasi)
Foto: Republika TV/Fian Firatmaja
Cheef sedang mengolah bumbu masakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Indonesia terus berupaya memperluas pemasaran produk-produknya di luar negeri. Salah satunya adalah Amerika Serikat (AS).

Kedutaan Besar (KBRI) Washington menyelenggarakan webinar dalam rangka mendorong industri kuliner Indonesia sebagai bagian dari gastrodiplomasi kuliner Indonesia di AS. 

Baca Juga

Mengindustrikan Makanan dan Bumbu Indonesia di Amerika Serikat, merupakan tema dari acara yang diselenggarakan virtual bekerja sama dengan Indonesian American Association, Rabu (1/8) waktu setempat. "Amerika Serikat memiliki pangsa pasar yang besar untuk produk rempah-rempah dari Indonesia," ujar Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI)/Wakil Duta Besar RI untuk AS Iwan Freddy dalam sambutannya.

Dia mencatat, bahwa nilai ekspor rempah-rempah Indonesia ke AS 2020 mencapai 175 juta dolar AS. Selain itu, pada periode Januari-Juni 2021, nilai ekspor rempah-rempah Indonesia ke AS mengalami kenaikan 1,22 persen yaitu sebesar 83,25 juta dolar AS.

"Hal ini membuktikan bahwa peluang pasar Amerika Serikat untuk produk rempah-rempah Indonesia masih sangat tinggi," ujarnya.

Atase Perdagangan KBRI Washington Wijayanto menjabarkan peluang produk rempah dan bumbu Indonesia di pasar AS, persyaratan pendirian restoran di AS dan kiat ekspor ke AS. "Pasar Amerika Serikat merupakan pasar yang sangat ketat dan kompetitif, patuh pada regulasi adalah salah satu kunci penting menembus pasar Amerika Serikat," ujar Wijayanto.

Selain itu, Atase Pertanian KBRI Washington Hari Edi Soekirno yang memaparkan mengenai strategi jitu rebut pasar bumbu AS dengan industrialisasi makanan dan bumbu. Hari  menyampaikan mengenai potensi pasar rempah-rempah di AS, serta pentingnya untuk melakukan kolaborasi dan memperhatikan harga pasar.

Semenetara itu William Wongso memberikan usulan konsep Cloud-kitchen "Indonesia Makan". Itu berarti para pebisnis kuliner Indonesia di AS dapat menghadirkan produk makanan dan bumbu Indonesia di AS tanpa mengeluarkan biaya yang besar. Pebisnis kuliner juga bisa memperkenalkan konsep Indonesia Food outlet di AS sebagai upaya mengindustrikan makanan dan bumbu Indonesia di sana.

"Kita semua perlu bersinergi untuk mengindustrikan makanan dan bumbu Indonesia di AS," kata William Wongso.

Konsultan FDA, Agus Setiawan menyampaikan berbagai regulasi dan persyaratan ekspor produk rempah-rempah ke AS. "Pelabelan merupakan salah satu persyaratan yang penting untuk dipenuhi agar dapat menembus pasar Amerika Serikat," kata Agus Setiawan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement