Selasa 31 Aug 2021 13:20 WIB

Sejumlah Desa di Semarang Alami Krisis Air Bersih

Sedikitnya ada 45 desa yang masuk dalam kategori rawan bencana kekeringan.

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Agus Yulianto
Warga di sejumlah desa di Semarang mengantre air bersih akibat daerahnya kekeringan. (Ilustrasi)
Foto: PKPU
Warga di sejumlah desa di Semarang mengantre air bersih akibat daerahnya kekeringan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menyusul musim kemarau terjadi di wilayah Kabupaten Semarang. sejumlah desa di beberapa kecamatan yang ada di daerah tersebut pun mulai memasuki fase krisis air bersih.

Beberapa desa di antaranya bahkan telah mendapatkan penanganan jangka pendek guna mengantisipasi bencana kekeringan. Antisipasi itu, melalui penyaluran bantuan air bersih bagi warga yang terdampak.

Kepala Pelaksana harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengungkapkan, setelah wilayah Kabupaten Semarang memasuki musim kemarau, sudah ada sejumlah desa di beberapa kecamatan yang mendapatkan penanganan jangka pendek, berupa dropping air bersih untuk warga yang mengalami krisis air bersih.

Terhitung sampai dengan pekan kemarin, dari kuota 150 tangki bantuan air bersih tahun 2021 yang disiapkan Pemkab Semarang melalui BPBD Kabupaten Semarang, telah terserap sebanyak 120 tangki atau masih tersisa 30 tangki air bersih.

“Alhamdulillah, melalui pembahasan bersama dengan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Semarang pekan kemarin, telah disetujui penambahan cadangan bantuan air bersih untuk mengantisipasi bencana kekeringan dari perubahan anggaran pada APBD tahun aggaran 2021 ini,” unkapnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (31/8).

Heru menjelaskan, untuk sementara wilayah terdampak musim kemarau tersebar di beberapa desa, antara lain seperti Desa Gogodalem, Kecamatan Bringin dan Desa Plumutan, Kecamatan Bancak serta beberapa desa lain di kedua kecamatan tersebut.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Semarang, sedikitnya ada 45 desa yang masuk dalam kategori rawan bencana kekeringan, pada musim kemarau tahun ini. Tetapi untuk saat ini baru ada empat desa yang telah mendapatkan bantuan dropping air bersih.

Dia juga berharap, ada perubahan mitigasi, menyusul adanya langkah-langkah penanganan yang sudah dilaksanakan di tingkat desa. Seperti antisipasi pembuatan sumur dalam, sumber- sumber air bersih warga yang sudah dirawat hingga debit airnya masih bisa mencukupi dan sebagainya.

Sehingga, sampai dengan pertengahan musim kemarau ini masih terkendali dan Pemkab Semarang belum akan meminta dukungan persediaan air bersih dari Pemprov Jawa Tengah. “Kita juga berharap bencana kekeringan tahun ini tidak separah tahun- tahun sebelumnya,” kata Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement