Senin 19 Jul 2021 16:26 WIB

Taiwan Setujui Kandidat Vaksin Covid-19 Medigen

Medigen Vaccine Biologics Corp kembangkan vaksin protein rekombinan bersama AS.

Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Selain memproduksi vaksin sendiri, Taiwan juga telah memesan sekitar 20 juta dosis vaksin dari Moderna Inc, AstraZeneca, dan skema pembagian global Covax.
Foto: PixaHive
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Selain memproduksi vaksin sendiri, Taiwan juga telah memesan sekitar 20 juta dosis vaksin dari Moderna Inc, AstraZeneca, dan skema pembagian global Covax.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pemerintah Taiwan pada Senin menyetujui penggunaan dan produksi kandidat vaksin Covid-19 dari Medigen Vaccine Biologics Corp. Ini merupakan sebuah langkah besar dalam rencana pulau itu untuk mengembangkan vaksinnya sendiri agar terlindung dari virus corona.

Medigen yang berbasis di Taiwan pada bulan lalu mengatakan sedang meminta otorisasi penggunaan darurat (EUA) dengan cepat dari pemerintah untuk kandidat vaksinnya. Pengajuan izin disampaikan setelah Medigen menyelesaikan uji coba Fase II dengan aman.

Baca Juga

Mengembangkan vaksin sendiri telah menjadi tujuan utama pemerintah Taiwan. Di lain sisi, mereka juga telah memesan sekitar 20 juta dosis vaksin dari Moderna Inc, AstraZeneca, dan skema pembagian global Covax.

Kementerian kesehatan mengatakan dalam uji klinis di Taiwan, antibodi yang dibuat oleh kandidat vaksin Medigen telah terbukti "tidak lebih buruk dari" yang dibuat oleh vaksin AstraZeneca PLC. Di samping itu, tidak ada masalah besar menyangkut keamanannya.

Kementerian kesehatan menyebut bahwa Medigen harus mempresentasikan laporan bulanan tentang keamanan kandidat vaksin, MVC-COV1901, yang dirancang untuk orang berusia di atas 20 tahun. Vaksin tersebut diberikan dengan dua kali suntikan dalam rentang 28 hari.

Menteri Kesehatan Chen Shih-chung mengatakan kepada wartawan bahwa dengan persetujuan EUA, perusahaan masih akan membutuhkan waktu untuk meningkatkan produksinya.

"Akan tersedia sedikit pasokan yang tersedia pada Agustus," tuturnya.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement