Rabu 30 Jun 2021 09:45 WIB

Iran Temukan Kasus Perdana Varian Delta

Delta akan segera jadi tipe dominan secara global karena tingkat penularannya tinggi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mendeteksi Covid-19 varian Delta untuk pertama kalinya pada Selasa (29/6). Varian tersebut ditemukan pada 10 warganya.

“Sayangnya, lebih dari 10 kasus varian Delta terdeteksi di Mashhad kemarin (Senin) malam,” kata Wakil Rektor Mashhad University of Medical Sciences Mehdi Kelyan saat diwawancara Iranian Students News Agency (ISNA).

Baca Juga

Dia mengungkapkan tes dikirim ke Teheran untuk diperiksa. Dia mengatakan tes dikirim ke Teheran untuk diperiksa. "Kami yakin kasus yang dimaksud adalah varian Delta, tetapi konfirmasi akhir harus dilakukan oleh Teheran," ujar Kelyan.

Iran merupakan negara Timur Tengah yang paling terdampak pandemi. Negara tersebut telah mencatatkan 3,18 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 83.985 jiwa.

Terkait Delta, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencemaskan varian tersebut. Menurutnya, Delta akan segera menjadi tipe dominan secara global karena tingkat penularannya tinggi. Varian Delta Plus terbentuk karena mutasi strain Delta atau varian B.1.617.2 yang pertama kali ditemukan di India.

Varian tersebut diyakini menjadi penyebab gelombang kedua mematikan di negara itu. Pejabat kesehatan di India telah memperingatkan bahwa Delta dapat memicu gelombang ketiga Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement