Kamis 27 May 2021 14:38 WIB

Kadin: Ekspor RI ke AS Masih Harus Ditambah

UMKM harus menjadi bagian dari rantai pasok produk global dan masuk ke pasar AS.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, menuturkan, kinerja ekspor Indonesia ke Amerika Serikat masih bisa dan harus dinaikkan. Sebab, kontribusi pasar konsumen AS yang cukup besar bagi kinerja ekspor nasional.

"Ekspor kita ke AS sangat penting karena porsinya 11-11,5 persen. Memang ada stagnasi perdagangan dengan AS meski neraca dagang kita surplus, tetapi ini harus dikemabngkan," kata Rosan dalam webinar yang digelar Kadin, Kamis (27/5).

Baca Juga

Ia mengatakan, mendorong ekspor ke AS tidak harus dilakukan oleh perusahaan besar. Namun juga bisa dilakukan oleh usaha skala UMKM maupun para eksportir pemula.

Sejauh ini, kata Rosan, Kadin masuk memberikan dorongan lewat universitas-universitas agar bisa menumbuhkan jiwa wirausaha berorientasi ekspor sejak dini. "Kita tahu UMKM kita berkontribusi ciptakan lapangan kerja 96 persen dan berkontribusi ke PDB nasional 60 persen. Tapi, ekspor hanya 16-17 persen," katanya.

Oleh sebab itu, Rosan mengatakan, UMKM ke depan harus berani menjadi perusahaan yang menjadi bagian dari rantai pasok produk global dan masuk ke pasar AS.

"Memang tantangannya besar tapi kita harus dorong mereka lebih melek digital, dan konsisten terhadap standardisasi produk," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri, Ngurah Swajaya, mengatalan, meningkatkan ekspor bisa dengan memanfaatkan peran diaspora di AS. Diaspora, menurutnya menjadi salah satu kunci keberhasilan ekspor saat ini.

"Ada 200 ribu diaspora yang bisa mendukung. Mereka dapat menjadi penghubung pemberi informasi dan juga fasilitator. Sekaligus menjadi etalasi bagi penduduk setempat untuk lebih memahami produk Indonesia," katanya.

Ngurah menilai, AS tetap menjadi pasar besar yang sangat potensial untuk peningkatan ekspor meskipun situasi perdagangan global tengah turun akibat pandemi. Menurut Ngurah, jaringan diaspora di AS saat ini cukup kuat.

Sebab, banyak yang kini menjadi pengusaha seperti toko ritel dan restoran. Jika itu dimanfaatkan, tentunya bisa menjadi celah bagi produsen di Indonesia untuk melakukan ekspor.

"Misal kopinya harus dari Indonesia, perihal bumbu-bumbu juga sedang dibahas bersama dengan kementerian dan lembaga terkait karena ini bisa menaikkan ekspor," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement