Kamis 29 Apr 2021 00:10 WIB

Australia Tingkatkan Pangkalan, dan Perluas Latihan Perang

Australia memperluas latihan perang dengan AS di tengah ancaman China.

 Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Foto: AP/Rick Rycroft/Pool AP
Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia akan menghabiskan dana sebesar 580 juta dolar AS (sekitar Rp8,41 triliun) untuk meningkatkan kapasitas empat pangkalan militer di utara dan memperluas latihan perang dengan Amerika Serikat. Demikian disampaikan Perdana Menteri Scott Morrison, Rabu.

Landasan udara di Northern Territory Australia akan diperpanjang untuk dapat mendukung pesawat yang lebih besar dan memperluas jarak tembak. Selain itu, fasilitas pelatihan baru disiapkan untuk personel pertahanan dan marinir AS.

Baca Juga

"Bekerja dengan Amerika Serikat, para sekutu kami dan negara tetangga di Indo-Pasifik, kami akan terus memajukan kepentingan Australia dengan berinvestasi di Angkatan Pertahanan Australia," kata Morrison dalam pengumuman tersebut.

"Fokus kami adalah memelihara perdamaian, stabilitas, dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dengan tatanan dunia yang mendukung kebebasan," katanya.

Peningkatan pangkalan dan latihan militer akan dimulai tahun ini dan selesai pada 2026. Kantor perdana menteri Australia belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Kedutaan Besar AS di Canberra juga belum menanggapi permintaan komentar.

Australia dan Amerika Serikat mengadakan latihan perang dua tahunan, yang selanjutnya dijadwalkan dimulai pada Agustus. Biasanya, lebih dari 30 ribu tentara berpartisipasi dalam latihan militer di lepas pantai timur Australia.

Salah satu pejabat keamanan paling senior Australia awal pekan ini mengatakan bahwa negara demokrasi liberal harus bersiap untuk perang. Sekretaris Departemen Dalam Negeri Australia Mike Pezzullo tidak menjelaskan secara rinci mengenai alasan yang mendorongnya untuk menyampaikan peringatan tersebut.

Namun, peringatan Pezzullo itu disampaikan di tengah kemerosotan tajam dalam hubungan Australia dengan China dan meningkatnya ketegangan regional terkait Taiwan.Hubungan antara Australia dan China memburuk sejak Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus Corona yang mendorong aksi pembalasan di bidang perdagangan dari Beijing.

Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton pada Ahad (25/4) mengatakan konflik antara China dan Taiwan tidak boleh diabaikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement