Kamis 08 Apr 2021 07:49 WIB

Menaker Dorong Gerakan Nasional Nondiskriminasi

Dunia kerja diharapkan tak mendiskriminasi gender.

Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah.
Foto: Dok. Web
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Ajang untuk mendukung perempuan pekerja dan mendorong terciptanya kesetaraan gender di tempat kerja, Women Lead Forum 2021, tengah dihelat dari Rabu (7/4) hingga Kamis (8/4). Kegiatan ini diprakarsai Magdalene(dot)co, majalah daring yang berfokus pada isu perempuan bekerja sama dengan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE).

Didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif dari Pemerintah Australia, acara yang diadakan secara daring ini mengundang berbagai narasumber kompeten dari pihak pemerintah, sektor swasta, serta organisasi internasional.

Women Lead Forum 2021 menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi perempuan di tempat kerja serta tantangan dalam mencapai posisi kepemimpinan.  

Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah dalam pernyataannya sebagai pembicara kunci memaparkan bermacam kondisi ketimpangan gender yang masih ditemukan di kalangan pekerja Indonesia. Itu mulai dari ketimpangan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), kesenjangan upah, hingga perlakuan diskriminatif berbasis gender. 

Ida juga menyoroti pandemi Covid-19 membawa tambahan beban tersendiri bagi pekerja perempuan. “Bagi perempuan, adanya pandemi memberikan beban tambahan, mulai dari hilangnya pekerjaan atau pendapatan, meningkatnya beban pengurusan rumah tangga akibat work from home, school from home, sehingga kekerasan dalam rumah tangga oleh pasangan meningkat seperti yang ditemukan dalam studi tingkat global,” ujarnya.

Dalam hal kepemimpinan perempuan, Ida menyatakan, ini masih menjadi masalah yang perlu diselesaikan bersama. Ia mencontohkan, dari 4,1 juta Aparatur Sipil Negara (ASN), 52 persennya adalah perempuan, namun perempuan yang menduduki jabatan struktural relatif sedikit. Di jabatan tinggi madya, hanya ada 96 orang perempuan, jauh lebih sedikit dari laki-laki yang berjumlah 483 orang.

“Hambatan (yang dihadapi pekerja perempuan) ini disebabkan oleh beban ganda, seksisme, dan stereotip dalam masyarakat, diskriminasi berbasis gender, hingga pelecehan seksual. Hambatan ini tidak hanya berdampak pada mereka secara individu dan keluarganya, tetapi juga pada potensi ekonomi negara dan Indeks Kesetaraan Gender Indonesia dalam peringkat dunia,” ujar Ida. 

Menyikapi berbagai hambatan yang dihadapi pekerja perempuan ini, Ida mengatakan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk terus melakukan gerakan nasional non-diskriminasi di tempat kerja. Dengan komitmen ini, diharapkan akan dapat menghentikan praktik-praktik ketidaksetaraan dan diskriminasi di tempat kerja. 

Deputy Head of Mission dari Kedutaan Besar Australia, H. E. Allaster Cox, dalam pidato pembukaan Women Lead Forum 2021, menyatakan, kepemimpinan perempuan merupakan salah satu pendorong utama kesetaraan gender dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam upaya pemulihan ekonomi suatu negara. "Untuk itu, Australia merasa bangga bisa bergandengan tangan dengan Indonesia dalam perjalanan memperkuat keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan, dan mencapai kesetaraan gender yang lebih baik di tempat kerja,” ujar Mr. Cox.

Pemimpin Redaksi Magdalene, Devi Asmarani mengatakan, hambatan-hambatan yang dihadapi pekerja perempuan telah membatasi kesempatan mereka dalam memaksimalkan potensinya. Kendati sudah ada kebijakan-kebijakan yang mendukung pekerja perempuan, dalam realitasnya implementasi kebijakan tersebut belum optimal, ujarnya.

“Perusahaan memiliki andil besar untuk mengubah situasi ini. Karena itu Women Lead Forum 2021 ini kami tujukan untuk menyatukan para pembuat kebijakan di pemerintahan, lembaga legislasi, maupun di perusahaan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka, agar ada pembelajaran dan tercipta sinergi yang kuat untuk mencapai kesetaraan gender di tempat kerja,” kata Devi. 

Executive Director IBCWE, Maya Juwita mengatakan, banyak riset yang menunjukkan adanya korelasi positif antara keragaman gender dan performa bisnis. Salah satunya adalah studi Organisasi Buruh Indonesia (ILO) pada 2020 yang menunjukkan bahwa 77 persen dari 416 perusahaan yang disurvei setuju bahwa keragaman gender meningkatkan kinerja bisnis mereka. 

“Maka sudah saatnya perusahaan menerapkan budaya inklusif gender. Acara WLF memberikan kesempatan bagi pekerja perempuan dan juga pelaku bisnis untuk berbagi harapan dan best practices dalam penerapan budaya inklusif gender di tempat kerja,” ujar Maya.  

Dalam Women Lead Forum 2021, terdapat empat diskusi panel yang membahas empat topik: “Antara Tanggung Jawab Rumah Tangga dan Kesempatan Kerja”; “Peran Perusahaan Mendukung Kesetaraan Gender di Tempat Kerja”; “Normalisasi Kesetaraan Gender lewat Media”; dan “Mendukung Kepemimpinan Perempuan: Kebijakan dan Perubahan Norma”.

Selain diskusi panel, dalam acara ini juga diumumkan para pemenang kompetisi video #KantorDukungPerempuan yang diadakan Magdalene di Instagram, melalui akun @magdaleneid. Sebanyak 100 video ikut berkompetisi, yang menunjukkan bagaimana para pekerja menyatakan dengan bangga bagaimana kantor masing-masing mendukung pekerja perempuan.

Acara selama dua hari ini juga diisi bincang-bincang inspiratif dengan perempuan wirausaha muda Ida Swasti, serta pertunjukan stand up comedy oleh Sakdiyah Ma’ruf dan Ligwina Hananto.

Women Lead Forum 2021 juga terselenggara berkat dukungan Citi Indonesia, Martha Tilaar Group, Women in Mining (WIME), The Body Shop Indonesia, Nipplets, WeWaw, Industrial Organizational Club, dan Go Works. 

Magdalene adalah majalah daring yang berfokus pada perempuan, dan dikenal akan liputannya yang berani dan kritis dalam mengangkat nilai-nilai kesetaraan dan progresif. Ikuti @magdaleneid di Twitter dan Instagram, MagdaleneID di YouTube dan MagdaleneIndonesia di Facebook.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement