Selasa 10 Nov 2020 14:25 WIB

Infrastruktur Jalan Di Sumatra Dinilai Berdampak Positif

JTTS memfasilitasi pengolahan potensi sumber daya di Sumatra.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Kendaraan yang membawa pekerja memasuki pintu gerbang tol Indrapuri di Aceh Besar, Aceh. PT Hutama Karya (Persero) tengah menjalankan pembangunan dan pengembangan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Foto: ANTARA/IRWANSYAH PUTRA
Kendaraan yang membawa pekerja memasuki pintu gerbang tol Indrapuri di Aceh Besar, Aceh. PT Hutama Karya (Persero) tengah menjalankan pembangunan dan pengembangan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya menilai infrastruktur jalan di Sumatra akan berdampak positif. Sebab, infrastruktur tersebut menopang kegiatan ekonomi.

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan, Sumatra menjadi sentra produksi dari pengolahan hasil bumi, dan juga lumbung energi nasional. Kegiatan perekonomian utama Sumatra saat ini berfokus pada perkebunan sawit, karet, batu bara, perkapalan, dan besi baja. 

Baca Juga

"Tersambungnya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) nantinya mulai dari Lampung hingga Banda Aceh, kami harapkan dapat memfasilitasi pengolahan potensi sumber daya. Sehingga Sumatra dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Fauzan dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (10/11).

Fauzan menyebut pengembangan kegiatan ekonomi utama juga memerlukan konektivitas infrastruktur yang selanjutnya harus didukung bertambahnya ketersediaan energi yang cukup. Hal itu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi, yang available, reliable, dan affordable.

Konektivitas di Sumatra perlu didukung agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu di Jawa, tapi merata ke berbagai wilayah sehingga keseimbangan kondisi infrastruktur dapat tercapai. Hutama Karya meyakini kehadiran infrastruktur jalan di Sumatra akan memberikan dampak positif kepada masyarakat, serta meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi. 

Sebagai contoh sawit, tingkat produksi minyak sawit mentah (CPO) sangat bergantung pada waktu tempuh. Sebab kualitas Tandan Buah Segar (TBS) akan menurun dalam 48 jam setelah pemetikan.

"Dengan adanya JTTS, waktu tempuh bisa menjadi lebih singkat sehingga mampu meningkatkan kapasitas serta kualitas, tak hanya sawit tapi juga sumber daya alam lainnya," kata Fauzan. 

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang sekitar 1.160 km. Terdiri atas 651 km ruas tol dalam tahap konstruksi dan 509 km ruas tol yang telah beroperasi secara penuh. 

Ruas tol yang telah beroperasi di antaranya adalah ruas Medan – Binjai seksi 2 & 3 (13 km), ruas Palembang – Indralaya (22 km), ruas Bakauheni – Terbanggi Besar (141 km), ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), ruas Sigli – Banda Aceh seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 km) dan ruas Pekanbaru – Dumai (131 km).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement