Rabu 25 Nov 2020 06:08 WIB

Rencana Insentif Guru Mengaji di Sumbawa Tuai Apresiasi

MUI berharap rencana tunjangan guru mengaji bisa direalisasikan

Anak berlajar mengaji di salah satu Taman Pendidikan Al-Quran di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu (4/11). Kegiatan mengaji tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, menjaga jarak dan pembagian jam belajar dari pukul 08.00 - 17.00 yang dibagi menjadi empat kelas sebagai upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Anak berlajar mengaji di salah satu Taman Pendidikan Al-Quran di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu (4/11). Kegiatan mengaji tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, menjaga jarak dan pembagian jam belajar dari pukul 08.00 - 17.00 yang dibagi menjadi empat kelas sebagai upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi fencana peningkatan kesejahteraan mengalir untuk guru mengaji yang diutarakan pasangan calon (paslon) Jarot-Moklis di Kabupaten Sumbawa, NTB. Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto, mengakui para guru mengaji selama ini memang kurang diperhatikan kesejahteraannya. Oleh karenanya, janji insentif bagi para guru mengaji merupakan langkah yang baik dari calon kepala daerah, lantaran sesuai kebutuhan di lapangan. 

“Penting bagi kita adanya komunikasi keagamaan, sehingga masyarakat dan anak-anak tidak terjebak ilmu agama yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Guru mengaji bagian dari itu,” kata Cak Nanto, Selasa (24/11). 

Dia menyampaikan, guru mengaji merupakan elemen penting dalam upaya mendorong nilai-nilai agama pada anak-anak. Gerakan pembinaan masyarakat ini sudah semestinya perlu digenjot atau didukung lewat subsidi. Jadi, kata dia, seyogianya persoalan insentif guru mengaji ini semestinya tidak hanya dijanjikan oleh salah satu calon kepala daerah saja. “Tapi seluruh calon kepala daerah, karena ini jadi tanggung jawab moral,” jelasnya.  

Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, KH Cholil Nafis, rencana untuk meningkatkan kesejahteraan guru atau tenaga pendidik, baik guru ngaji atau guru sekolah biasa, merupakan hal yang baik untuk dilontarkan calon kepala daerah. Sebab memang, masih banyak guru di daerah yang kesejahteraannya jauh dari kata layak. 

Hanya saja, Cholil menyarankan janji ini harus dieksekusi setelah terpilih nanti.  "Kalau berjanji saya kira baik saja, tapi nanti realisasinya kan pakai APBD kalau sudah terpilih dan menjabat. Tapi jangan saat ini, menggunakan uang pribadi untuk money politic ke guru-guru itu sangat tidak baik," ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement