Jumat 03 Jul 2020 13:23 WIB

Jangan Nyalakan Kembang Api Setelah Pakai Hand Sanititizer

Menyalakan kembang api usai mengoleskan hand sanitizer bisa memicu cedera.

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Atraksi kembang api Happily Ever After disiarkan Disney World untuk menyemangati warga dunia yang tengah mengalami lockdown akibat pandemi Covid-19.
Foto: EPA
Atraksi kembang api Happily Ever After disiarkan Disney World untuk menyemangati warga dunia yang tengah mengalami lockdown akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cairan pembersih tangan alias hand sanitizer merupakan benda yang relatif wajib dimiliki setiap orang di masa normal baru saat ini. Hal ini wajar saja mengingat hand sanitizer bisa membasmi virus Covid-19 yang mungkin menempel pada tangan.

Seperti diwartakan Live Science, Jumat (3/7) para ahli mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan cairan tersebut saat akan bermain kembang api. Petasan kerap digunakan masyarakat dalam merayakan hari-hari besar tertentu.

Baca Juga

Para ahli mengingatkan masyarakat bahwa hand sanitizer mengandung 60 hingga 70 persen alkohol. Artinya, cairan itu mudah terbakar dan kembang api bisa menjadi pemicu yang tepat untuk mengobarkan api tersebut.

"Alkohol dan api tidak bercampur. Tidak seharusnya memasangkan benda mudah terbakar karena resep untuk bencana," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) Maureen Vogel.

Dia mengatakan, kembang api seharusnya dijauhkan dari benda-benda yang mudah terbakar. Menurut Komisi Keamanan Produk Konsumen (CPSC) percikan yang dihasilkan dari kembang api mengandung suhu sekitar 1.093 derajat celcius.

Bermain kembang api saat baru saja mengenakan hand sanitizer akan meningkatkan resiko terbakar mengingat residu alkohol masih tersisa di tangan. Pakar meminta masyarakat untuk membersihkan tangan mereka dengan sabun dan air jika memang akan menyalakan kembang api.

Lebih jauh, NSC juga meminta publik untuk mengenali dan berhati-hati saat bermain kembang api meskipun benda tersebut dapat didapatkan secara legal di pasaran. NSC mengungkapkan, rata-rata 18.500 kebakaran setiap tahun yang terjadi disebabkan saat bermain kembang api atau petasan.

Kembang api juga menyumbang ribuan pasien cedera ke ruang gawat darurat rumah sakit setiap tahun. Pada 2019, misalnya, diperkirakan ada 10.000 cedera terkait kembang api yang dirawat di UGD dan 12 kematian terkait kembang api di Amerika.

CPSC memiliki sejumlah tips keselamatan saat masyarakat akan menyulut kembang api. Warga diminta untuk tidak pernah membiarkan anak-anak bermain dengan benda tersebut.

CPSC juga meminta warga agar jangan pernah menempatkan bagian tubuh secara langsung di atas kembang api ketika menyalakan sekering. Publik juga diwajibkan untuk jangan sampai mengarahkan kembang api kepada siapa pun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement