Senin 29 Jun 2020 20:50 WIB

Kondisi Socotra, Wilayah Terpencil Yaman Semakin Membaik

Tiga topan dahsyat melanda Megh dan Chapala pada 2015, serta di Mekunu pada 2018.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pohon naga di Socotra, Yaman.
Foto: wikimedia
Pohon naga di Socotra, Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID,ABU DHABI -- Bantuan pembangunan yang diberikan Uni Emirat Arab (UEA) kepada gubernur Socotra Yaman, wilayah terpencil Yaman telah membuat dampak besar. Menurut laporan yang disediakan Kantor Berita Emirates, WAM, bantuan itu telah meningkatkan kehidupan penduduk setempat.

Laporan ini berisikan ikhtisar bantuan yang dikoordinasikan oleh Sheikh Khalifa Humanitarian Foundation yang berbasis di Abu Dhabi. Namun laporan tersebut tidak termasuk bantuan kemanusiaan yang diberikan langsung oleh Bulan Sabit Merah Emirates setelah tiga topan dahsyat yang melanda Megh dan Chapala pada 2015, serta di Mekunu pada 2018.

Berlokasi sekitar 240 km dari timur Somalia dan 380 km selatan dari garis pantai Yaman, Socotra memiliki perkiraan populasi sekitar 70.000 orang. Sebagian besar warganya merupakan penduduk lokal atau menyumbang 95 persen dari total populasi. Beberapa ratus orang memilih tinggal di pulau-pulau kecil seperti Abd el Kuri dan Samha, yang terletak di sebelah barat pusat Socotra.

WAM lantas memeriksa beberapa perkembangan yang diawasi oleh Yayasan Sheikh Khalifa dalam hal infrastruktur. Salah satu bidang kegiatan utama adalah penyediaan tenaga listrik.

Pembangkit listrik baru sedang dibangun di ibukota, Hadibu, dan stasiun-stasiun kecil lainnya di kota-kota Qalansiya, Mori dan Alama. Di Hadibu dan Qalansiya, saluran transmisi bawah tanah telah dipasang dengan jaringan di atas tanah yang menghubungkan Hadibu ke daerah pertanian terdekat.

Lebih dari 30 desa terpencil telah dilengkapi dengan generator. Keberadaan generator ini membawa tenaga listrik untuk pertama kalinya ke daerah-daerah yang dimaksud. Dengan tujuan untuk mempromosikan pembangunan keberlanjutan, stasiun tenaga surya telah dipasang di Hadibu dan Qalansiya. Masing-masing memegang kapasitas 2,2 MQW dan 800 KW.

Penyediaan pasokan air yang aman juga menjadi fokus kegiatan. Enam tangki air, masing-masing dengan kapasitas 50.000 galon, telah dibangun di Hadibu, Mori dan desa-desa utama lainnya.

Sementara tangki yang ada di Hadibu, Qalansiya dan Mori telah disterilkan dan dibersihkan. Jaringan distribusi baru telah diletakkan di beberapa desa. Sumur artesis baru, masing-masing dengan tangki penyimpanan sendiri, telah dibor di lebih dari 40 desa.

Untuk meningkatkan transportasi lokal di Socotra, dua tangki penyimpanan, masing-masing dengan kapasitas dua juta liter untuk bensin dan solar, telah dibangun. Dua pompa bensin telah dibangun di Hadibu dan Qalansaya, dengan enam lainnya sedang dibangun.

Sebuah fasilitas untuk menyimpan bahan bakar, yang semuanya diimpor, sekarang sedang dibangun di Hadibu. Pembangunan ini bersamaan dengan jaringan distribusi pipa untuk konsumen utama.

Persediaan gas untuk memasak juga telah meningkat, dengan pabrik untuk mengisi tabung gas sedang dibangun. Keberadaan pabrik ini diharapkan memiliki dampak positif ataa salah satu ancaman terbesar terhadap lingkungan unik dan terancam Socotra, yakni  penebangan pohon untuk kayu bakar.

Bandara Internasional Socotra telah dibangun kembali dan fasilitasnya ditingkatkan. Kini telah tersedia bangunan baru, termasuk dua hangar untuk pesawat, serta sistem navigasi modern untuk menara kontrol, bersama dengan fasilitas baru untuk Imigrasi, Bea Cukai dan layanan darurat.

Enam armada gyrocopters yang dikendalikan dari jarak jauh telah diperkenalkan. Alat transpirtasi ini nantinya digunakan untuk operasi pencarian dan penyelamatan.

Selain lalu lintas penerbangan, Socotra juga sangat bergantung pada komunikasi eksternalnya pada lalu lintas maritim. Pelabuhan kecil di Hoolif, sebelah timur Hadibu, telah ditingkatkan. Pengenalan layanan feri laut juga dilakukan guna meningkatkan komunikasi pulau itu.

Sementara untuk mendukung industri perikanan lokal, selaku salah satu sumber utama lapangan kerja, bantuan telah diberikan kepada koperasi nelayan setempat. Pasar ikan baru telah dibangun di Hadibu.

Pabrik pemrosesan ikan yang baru dapat menangani 500 ton sebulan. Suplai ikan dipasok dari toko berpendingin di pelabuhan perikanan menggunakan transportasi yang memiliki fasilitas pendingin. Perahu nelayan baru juga telah disediakan.

Segenap usaha dikerahkan untuk meningkatkan komunikasi internal. Mencakup pengerasan jalan di Hadibu serta peningkatan jalan penting yang menghubungkan pantai utara, barat Hadibu, melintasi Dataran Tinggi Diksem, di tengah pulau, ke distrik Nuged selatan. Perbaikan juga telah dilakukan pada jalan yang rusak akibat topan baru-baru ini.  

Sumber: http://wam.ae/en/details/1395302851854

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement