Senin 08 Jun 2020 00:15 WIB

Mahasiswa UBSI Tetap Produktif di Tengah Pandemi

Tri Wiranto, CEO Ticrev Studio lakukan banyak hal bermanfaat.

Tri Wiranto, mahasiswa UBSI Pontianak tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Dok USBI
Tri Wiranto, mahasiswa UBSI Pontianak tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMBAS -- Kurang lebih sudah tiga bulan berjalan Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) mengeluarkan kebijakan bahwa semua mahasiswa belajar dari rumah terkait pandemi Covid-19 yang sedang mewabah di Indonesia hingga saat ini. Tentunya banyak perubahan yang terjadi. Mahasiswa juga salah satu yang terkena imbasnya. Mereka yang biasanya produktif belajar dan menjalankan berbagai macam kegiatan akademik di kampus kini harus belajar dari rumah.

Hal ini dilakukan UBSI dalam rangka memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19. Hal ini juga berpengaruh pada pola kehidupan mahasiswa. Boleh jadi  timbul rasa jenuh dan bosan sehingga mereka kehilangan semangat untuk menjalankan aktivitas akademik maupun non-akademik. 

Tapi hal itu tidak berlaku untuk salah satu mahasiswa UBSI Pontianak, Tri Wiranto. Selain menjadi mahasiswa, ia juga merupakan founder sekaligus CEO dari Ticrev Studio. Selain itu dia juga merupakan founder dari Tanganku Creative yang ia bangun sendiri. 

Tri -- sapaan akrabnya -- mahasiswa semester dua UBSI Kampus Kota Pontianak ini membuat banyak kegiatan positif yang sangat bermanfaat bagi masyarakat selama masa pandemi. Di antaranya yaitu membagikan sembako gratis yang ia lakukan rutin setiap bulan, memproduksi masker buatan sendiri, memulai bisnis dari barang yang dianggap “sampah”, serta memberdayakan sumber daya manusia yang saat ini mengalami masa sulit di lingkungan sekitarnya.

Tri mengajak mereka untuk terus produktif menciptakan produk-produk yang bernilai. Tidak hanya itu, ia juga memberikan pelatihan mengenai materi digital kepada masyarakat untuk menghasilkan pundi-pundi uang. 

Tri melakukan semua itu di kampung halamannya yakni di Desa Selakau Tua Kecamatan Selakau Timur,  Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

“Kegiatan ini saya lakukan karena ingin anak-anak muda di desa bisa maju, dapat berpikir kritis tentang keadaan saat ini, sehingga mereka lebih peduli dengan orang sekitar dan lingkungannya. Saya memegang prinsip hidup bahwa tidak harus menunggu jabatan tinggi untuk mengembangkan desanya, asal ada kemauan pasti bisa,”ucap Tri dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (6/6).

Tri melakukan semua kegiatan tersebut sebenarnya sudah beberapa tahun lalu. Namun,  menurutnya,  selama ini respons masyarakat kurang bagus. Tetapi saat ini pemuda di desanya semakin aktif dan bersemangat. 

“Mungkin pola pikir mereka sudah mulai berubah, berawal dari mengajak keluarga, teman lalu berkembang ke masyarakat luas dan berharap ke depannya semakin banyak anak anak muda yang produktif di desa kami,” tutur putra bungsu dari bapak Suhaimi dan ibu Nely ini. 

Tri Wiranto berharap untuk teman-temannya di lingkungan UBSI tidak kaku mengahadapi situasi seperti sekarang ini.

“Tetap jaga kesehatan dan peduli akan lingkungan. Mulai saja dulu, mulailah dari hal yang kecil.  Terkadang mahasiswa memiliki 1.000 ide yang bagus di kepalanya, namun sayangnya tidak dikerjakan.  Jangan tunggu kaya untuk membantu orang. Jangan tunggu ada jabatan baru membantu orang. Mulailah dari sekarang. Ayo kawan-kawan kita saling bantu satu sama lain,” pesan Tri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement