Ahad 31 May 2020 04:15 WIB

Asa Berwisata di Era New Normal

Sejumlah objek wisata DKI Jakarta mempersiapkan diri hadapi new normal.

Asa Berwisata di Era New Normal. Petugas keamanan melintas di depan loket karcis masuk Taman Margasatwa Ragunan yang ditutup operasionalnya di Jakarta.  Kawasan wisata tersebut ditutup oleh Pemprov DKI Jakarta bersama 16 kawasan wisata lainnya sejak 14 Maret sampai 30 Maret 2020 sebagai antisipasi penyebaran wabah COVID-19. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Foto:

Merosot

Namun, menyandarkan harapan pada pariwisata saat ini harus tertunda untuk mengerem penyebaran wabah virus corona. Setidaknya secara bertahap setelah wabah global benar-benar bisa dikendalikan.

Bersama sektor lain, pariwisata terpuruk seiring meluasnya wabah. Bahkan pariwisata Indonesia mulai terpukul sejak awal munculnya virus corona ini di Wuhan (China). China termasuk penyumbang kunjungan turis asing ke Indonesia. Wabah telah mengurungkan turis China melakukan perjalanan wisata sejak Januari 2020.

Berturut-turut wabah makin luas yang mengakibatkan bukan hanya orang menunda perjalanan wisata tetapi juga adanya kebijakan pemerintah membatasi kunjungan orang asing. Itu semata demi membendung penyebaran virus corona.

Terpuruknya sektor pariwisata yang secara kasat mata ditandai dengan merosotnya kunjungan wisatawan mancanegara bisa dilihat dari data dari Badan Pusat Statistik (BPS). BPS telah melansir bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Maret 2020 mengalami penurunan tajam. Hal ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

"Pada Maret 2020, jumlah wisman turun drastis. Dan sekarang jumlahnya hanya tinggal 470.900 wisman," kata Kepala BPS Suhariyanto melalui konferensi pers virtual di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kalau dilacak data historisnya, jumlah wisman itu hampir sama dengan pada 2007. Jumlah kunjungan wisman pada Maret 2020 tersebut mengalami penurunan 45,5 persen dibandingkan pada Februari 2020. Angka tersebut juga turun 64,11 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019.

photo
Sejumlah warga berwisata di kawasan kebun teh Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/5). Meskipun dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kawasan Puncak tetap ramai dikunjungi wisatawan - (Republika/Putra M. Akbar)

Penurunan kunjungan wisman terjadi di hampir seluruh pintu utama bandar udara di Indonesia. Di antaranya di Bandara Ngurah Rai Bali turun 64,72 persen, di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta turun 75 persen dan Bandara Kualanamu Medan turun 64,11 persen. 

Jika lihat jumlah wisman yang datang melalui laut juga mengalami penurunan. Di Batam turun 75 persen, di Tanjung Uban turun hingga 92 persen. Demikian juga yang datang lewat darat seperti di Atambua (NTT) dan Entikong (Kalbar).

Berdasarkan negara asal wisman, BPS mencatat penurunan yang paling tajam terjadi pada kunjungan wisman yang datang dari China, yaitu 97,46 persen. Kemudian dari Hong Kong turun 96 persen dan Kuwait turun 89 persen. 

Wisman dari seluruh negara ini mengalami penurunan tajam karena ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), karantina (lockdown) di beberapa negara dan penghentian penerbangan. 

Dengan demikian, secara kumulatif, total kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari-Maret 2020 mencapai 2,6 juta. Pada Januari 2020 situasi pariwisata masih cukup normal, namun mulai terjadi penurunan pada Februari 2020 hingga Maret 2020.

Jika dibandingkan pada Januari-Maret 2019, jumlah kunjungan wisman periode yang sama tahun ini mengalami penurunan 30,62 persen. Penurunan belum terlalu anjlok karena pada Januari terhitung masih normal sehingga kalau dirata-rata selama triwulan I/2020 hanya turun 30,62 persen. 

Bagaimana dengan April-Mei 2020? Angkanya belum dikeluarkan BPS, namun dunia pariwisata berada di pusaran wabah yang pada dua bulan tersebut ditandai terus naiknya korban positif terpapar virus ini.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement