Selasa 14 Apr 2020 17:24 WIB

Permudah Ditribusi Pangan, Kementan Gandeng Startup

Kerja sama ini membantu industri untuk bisa masuk e-commerce.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
 Dirjen PKH Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita. Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng sejumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) untuk distribusi pangan di tengah wabah Covid-19.
Foto: Kementan
Dirjen PKH Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita. Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng sejumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) untuk distribusi pangan di tengah wabah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng sejumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) untuk distribusi pangan di tengah wabah Covid-19.  Kerja sama lanjutan itu pun bersifat business to business antar perusahaan dimana Kementan sebagai fasilitator.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita menjelaskan, kerja sama tersebut menggandeng tiga pihak dalam rantai distribusi pangan. Pertama, yakni produsen produk peternakan di antaranya PT Charoen Phokpand Indonesia, PT Tripurta Panganindo, PT Indoguna, PT Japfa, dan PT Cimory.

Baca Juga

Kedua, e-commerce produk pangan yakni Sayur Box, Etanee, dan Tani Hub yang akan memasarkan produk peternakan dari para produsen tersebut. "Yang ketiga, Grab melalui para mitra pengemudinya yang akan mengantar produk peternakan kepada konsumen. Kerja sama ini kita akan lakukan selama masa pandemi Covid-19," kata Ketut saat ditemui Republika.co.id di Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4).

Ketut menjelaskan, kerja sama itu bersifat business to business antar perusahaan. Kementan, kata dia, hanya sebagai fasilitator yang mempertemukan antar perusahaan untuk bisa bekerja sama dalam mempermudah penyediaan pangan bagi masyarakat.

Setelah Gojek Indonesia, Kementan juga telah menggandeng Grab Indonesia untuk mempermudah proses distribusi produk peternakan lewat pemesanan online. Hal itu untuk memfasilitasi masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan protein tanpa harus mengunjungi pasar maupun pusat perbelanjaan.

Adapun untuk biaya pengiriman lewat Grab kepada konsumen, Ketut mengatakan akan digratiskan. Ongkos kirim akan ditanggung oleh para perusahaan produsen produk peternakan yang ikut bekerja sama. Soal untung rugi dan pembagian keuntungan, Ketut menyerahkan sepenuhnya kepada para perusahaan dalam bernegosiasi.

Bagi para produsen, menurut Ketut, kerja sama itu akan membantu industri untuk bisa memperluas pasarnya di tengah wabah Covid-19 saat ini. Sebab, selama ini rata-rata produsen produk peternakan belum memasarkan produknya lewat berbagai e-commerce pangan. Wabah virus corona juga ia sebut telah berdampak negatif pada tingkat penjualan produk peternakan.

"Kerja sama ini juga membantu industri supaya pasarnya lebih luas. Selama ini mereka belum masuk secara langsung ke pasarnya e-commerce," kata Ketut.

Sebelumnya, Kementan telah menggandeng aplikator Gojek untuk layanan pesan antar untuk pembelian 11 komoditas bahan pangan pokok dari Pasar Mitra Tani milik Kementan di Jakarta dan Bogor. Layanan tersebut menggratiskan biaya ongkos kirim karena ditanggung oleh Kementan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement