Jumat 21 Feb 2020 17:31 WIB

Wapres: WNI Diamond Princess Dikarantina Setelah Dievakuasi

Wapres mengatakan WNI devakuasi dari kapal Diamond Princess akan dikarantina.

Pengunjung berjalan melewati kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina pada hari Ahad, (16/2), di Yokohama, dekat Tokyo.
Foto: AP/Jae C Hong
Pengunjung berjalan melewati kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina pada hari Ahad, (16/2), di Yokohama, dekat Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di kapal pesiar Diamond Princess dan belum terpapar Covid-19 akan mengalami proses karantina setelah dievakuasi dari Jepang. Mekanisme ini diberlakukan serupa dengan WNI yang dievakuasi dari Wuhan.

"Tentu mekanismenya sama seperti yang dari Wuhan, yang tidak terpapar itu dibawa ke satu daerah yang seperti kemarin atau ada alternatif lain yakni dijemput dengan kapal rumah sakit," kata Ma'ruf Amin di Istana Wapres Jakarta, Jumat (21/2).

Ada dua opsi penjemputan WNI di Diamond Princess itu, yakni melalui perjalanan udara atau perjalanan laut dengan KRI dr. Soeharso. Apabila penjemputan dilakukan dengan menggunakan KRI dr. Soeharso, masa karantina terhadap WNI tersebut bisa dilakukan di dalam kapal jenis bantu RS itu. "Jadi, masuk rumah sakit kapal laut, terapung, misalnya nanti sampai 14 hari dikarantina di kapal," katanya menambahkan.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyebutkan ada 78 WNI di dalam kapal pesiar Diamond Princess, empat di antaranya telah terdeteksi terkena Covid-19. Terhadap empat WNI yang terinfeksi COVID-19 itu akan terus dipantau Pemerintah melalui Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tokyo.

"Sesuai dengan protokol WHO (World Health Organisation), kalau yang sudah terpapar, tidak boleh keluar. Sementara itu, yang di luar, tidak boleh masuk ke sana," ujar Wapres.

Terhadap 74 WNI yang dinyatakan tidak terkena Corona, Pemerintah menunggu izin dari pemerintah Jepang untuk evakuasi.

"Ini juga masih proses diplomasi Indonesia dan Jepang, untuk kita minta ini, tapi di sana masih belum menjawabnya. Kita harapkan ada sebuah keputusan sehingga kita bisa langsung memutuskan," kata Presiden Joko Widodo di Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat.

Pemerintah melalui KBRI di Tokyo juga terus melakukan komunikasi dengan WNI yang berada di kapal pesiar tersebut. Bantuan logistik juga didistribusikan untuk memastikan para WNI tersebut tetap dalam kondisi aman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement