REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara meminta warga Natuna tak perlu mengkhawatirkan karantina terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di daerah tersebut. Menurutnya, pemerintah telah menghitung segala reisiko yang mungkin dapat ditimbulkan dari keputusan itu.
"Warga di Natuna enggak usah khawatir. Masa pemerintah pusat dalam 'mau mengorbankan warganya sendiri'," kata Juliari Batubara di Bandung, Ahad (2/2).
Dia mengungkapkan, pemerintah telah mengkalkulasi dengan memilih lokasi yang jauh dari keberadaan penduduk. Langkah terebut diambil sebagai kebijakan untuk menyelamatkan seluruh warga Indonesia dari potensi penyebaran virus Corona.
"Artinya dipilih Natuna kan lokasi Natuna itu jauh. Suka enggak suka itu pertimbangannya. Agak jauh dan disekitarnya lautan, mungkin secara safety lebih safety di sana," kata dia lagi.
Meski demikian, dia tetap meminta semua warga untuk tetap waspada mengingat virus Corona telah menjadi wabah global. Dia mengatakan, masyarakat tidak bisa menutup mata bahwa virus kemungkinan akan datang ke Indonesia.
"Sebab itu langkah preventif harus dilakukan. Baik pemerintah pusat, daerah hingga swasta juga," katanya.
Seperti diketahui, sebanyak 11.821 kasus positif 2019-nCoV terjadi di China. Dari jumlah itu, 1.795 kritis dan 259 orang meninggal. Pemerintah Indonesia lantas mengevakuasi WNI yang berada di Wuhan, China dan dikarantina di Natuna guna mendapatkan penangangan medis.
Namun warga Natuna menolak lantaran jarak bandara dengan lokasi penduduk dinilai dekat atau sekitar dua kilometer. Meskipun nantinya akan ditempatkan dikawasan lain, namun cek kesehatan tentu tetap dilakukan di hangar bandara terlebih dahulu.
Mereka meminta kepada pemerintah pusat untuk mempertimbangkan kembali menjadikan Pulau Natuna sebagai lokasi karantina. Sebab selama ini akses dan fasilitas kesehatan warga Natuna sangat terbatas.