Selasa 28 Jan 2020 08:56 WIB

Mengapa Pemerintah Belum Batasi Penerbangan ke China?

Menhub mengatakan, Indonesia hanya menghentikan penerbangan dari dan ke Wuhan, China.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Reiny Dwinanda
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan alasan pemerintah belum menghentikan penerbangan dari dan ke seluruh daerah di China, kecuali Wuhan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan alasan pemerintah belum menghentikan penerbangan dari dan ke seluruh daerah di China, kecuali Wuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan Indonesia hanya menghentikan penerbangan dari dan ke Wuhan, China. Sementara itu, rute penerbangan lainnya masih dibuka.

"Pertimbangannya nggak ada pernyataan kebahayaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kita bersandarkan hal itu," kata Budi usai melaksanakan rapat koordinasi antisipasi virus corona di Gedung Kemenhub, Jakarta, Senin (27/1).

Baca Juga

Budi menjelaskan, Indonesia memiliki dua rute penerbangan ke Wuhan oleh maskapai Sriwijaya Air dan Lion Air. Budi mengatakan, layanan penerbangan ke sana sudah tidak dilakukan semenjak bandara di Wuhan menutup aksesnya dengan mengeluarkan notice to airmen (NOTAM).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga menegaskan pembatasan perjalanan ke China belum dilakukan sebab masih memgikuti pertimbangan WHO. Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri baru mengeluarkan imbauan perjalanan atau travel advice ke China untuk mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru (2019-nCoV).

"Ikuti saja kebijakan dunia mengenai kesehatan dunia. Itu kan sudah diatur dan mereka sudah teruji, kita jangan aneh-aneh membuat hal yang akan merugikan negata kita sendiri," jelas Terawan.

Untuk mengantisipasi virus tersebut, Terawan mengatakan, kuncinya ialah imunitas. Dia mengimbau agar masyarakat dapat hidup sehat untuk menjaga imunitas.

"Ya kalau nggak mau kena, imunitasnya dijaga dengan baik. Pas jam lembur ya harus dibayar lembur tidurnya. Jangan sampai nanti kalian wartawan imunitasnya turun, kalian ngejar berita akhirnya sakit," ungkap Terawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement