Rabu 22 Jan 2020 11:39 WIB
Habib Riziek

Bagian 2: Menyimak Nasihat Doa Nabi Yunus Habib Riziek

Orang terua berdatangan di kediamanan Habib Riziek

Suana seputaran tempat tinggal Habib Riziek di Makkah.
Foto: Ilham Bintang
Suana seputaran tempat tinggal Habib Riziek di Makkah.

Oleh: Setiyardi, Jurnalis Senior

Mobil itu berjalan perlahan, dan kami mengikutinya sambil berjalan kaki. Beberapa blok, kami sampai di kediaman Habib. Sang pemandu berkata, "Sayyid?" Saya membenarkan kode itu .

Setelah berjalan, sampailah saya ke tujuan.  Di situ mata saya tertuju pada pintu gerbang setinggi dua setengah meter. Sang pemandu menunjuk pintu itu dari kejauhan. Saya ucapkan 'syukron' berulang-kali. Dia menunduk, tangannya diletakan di dada. Sungguh sopan. Kemudian dia menghilang, meninggalkan kami di depan pintu gerbang itu.

Bersemangat saya menuju pintu besi yang tertutup rapat. Tak terlihat area dalam di balik tembok pagar. Saya pencet bel di sebelah pintu. Speaker di sebelah bel berbunyi, "Ma ismuka [siapa nama Anda]?" Saya sebut nama dan asal saya. Kemudian ada pertanyaan dalam bahasa Indonesia, siapa yang menyuruh datang. Saya sebutkan nama Ustad Abdul Wahid. Pintu pun terbuka. Dikendalikan dari jauh.

Saya masuk. Menaiki beberapa anak tangga. Seorang santri keluar menyambut kami. Saya lihat alas kaki di luar pintu. Saya pun mencopot sepatu, dan masuk ke ruangan depan. Di ruang 10 x 10 meter itu Habib Rizieq menerima para tamunya. Seluruh dinding dipenuhi beragam kitab. Ada foto Raja Salman dan Putra Mahkota. Tak ada foto lain. Hanya ada pigura besar berisi Asmaul Husna.

Sebelum saya, sudah datang dua orang tamu lain. Dia pemilik Biro Umrah terbesar di Indonesia. Dia datang bersama orang Arab. Sebelum Habib Rizieq keluar, kami berbincang. Saya kagum atas kesuksesannya. Selama tiga bulan terakhir, jamaahnya 35 ribu orang. "Di Jakarta kita ketemu. Ngopi-ngopi," ujarnya. Saya menyambut hangat tawaran itu.

Dua orang asisten Habib Rizieq menyiapkan minuman untuk kami. Teh mint dan air mineral. Beberapa jenis kurma, termasuk kurma ajwa asal Madinah, disajikan. Saya mencicipinya. Teh rasa mint itu mengingatkan saya pada beberapa restoran Arab di Jakarta.

Sejurus kemudian Habib Rizieq ke luar dari ruangan pribadinya. Dia tersenyum lebar. Wajahnya ceria. Tampak sangat sehat. "Ahlan wa sahlan, ahlan wa sahlan," ujar Habib Rizieq. Dia memeluk kami satu per satu. Sungguh hangat. Tak terasa mata saya berkaca-kaca. Saya bahagia bisa bertemua dengan tokoh yang di tubuhnya mengalir darah Rasulullah. Sekaligus bersedih karena Habib Rizieq terpaksa hidup di pengasingan karena persoalan politik.

photo
Habib Riziek dan Setiyardi di kediamannya di Makkah

            ***

Habib Rizieq adalah simbol utama 'tokoh oposisi Indonesia'. Pendiri Front Pembela Islam [FPI] ini menjadi motor penggerak gerakan 411 dan 212 yang menumbangkan Ahok dari kursi Gubernur Jakarta. Habib Rizieq memegang komando yang diikuti jutaan peserta aksi di Monas, yang menggemparkan dunia itu.

Habib Rizieq kemudian didera dengan pelbagai 'kasus hukum', antara lain dugaan chat WA mesum dan dugaan penodaan Pancasila. Tapi Habib Rizieq tak kurang akal. Untuk menghindari penangkapan, sekaligus menyusun perlawanan, pada 26 April 2017 dia ke luar negeri. Setelah transit di Malaysia, Habib Rizieq melanjutkan pelariannya ke Arab Saudi. Dia bermukim di Makkah, hingga kini.

Dan kedua masalah berat yang mendera Habib Rizieq itu kini berubah status. Polisi sudah menyatakan kasus itu memasuki babak baru: SP3. Artinya, polisi menganggap perkara itu sudah tidak ada. Dianggap selesai. Habib Rizieq memegang dokumen SP3 yang diantar langsung seorang petinggi Indonesia ke Arab Saudi.

             ***

Beberapa tamu lain datang. Antara lain KH Ahmad Sidiq, Mutasyar Nahdlatul Ulama dari daerah Jawa Timur. Dia datang bersama beberapa santri. Juga ada tamu lain yang masuk melalui Ustad Abdul Wahid.

Habib Rizieq membuka majelis dengan pembacaan umul kitab Al Fatihah. Kemudian bersama-sama membaca salawat Nabi. Mata saya kembali berkaca-kaca --- saya teringat saat dalam Penjara Cipinang, tiap Jumat sore ikut majelis membaca salawat bersama narapidana lainnya. Kami melantunkan Maulid Simtudduror diiringi tetabuhan rebana.

Usai salawat, dilanjutkan kajian hadis. Dua asisten Habib Rizieq membacakan kitab hadis. Kali ini membicarakan tentang cara memohon pertolongan Allah saat menghadapi persoalan berat. Setelah keduanya usai membaca, Habib Rizieq mengkajinya. Kami semua menyimak.

Habib Rizieq menyampaikan kajian dua amalan seperti termaktub dalam hadist. Pertama, 'Ya Hayyu Ya Qayyum birahmatika astaghess'. Dan amalan kedua, yakni berasal dari Dzun Nun saat ditelan ikan paus, 'Laailahaila anta, Subhanaka inikuntu minadholimin.' Setelah mengkaji secara mendalam, Habib Rizieq berwasiat, "Amalkan saat kita mengalami kesulitan. Insya Allah pertolongan datang dari arah tak diduga. Semua beban hilang."

Kumandang adzan Ashar terdengar. Habib menghentikan tausyiah. Semua orang diminta ikut menyimak adzan. Menjawab setiap kalimat muadzin.

--- Bersambung

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement