Senin 09 Dec 2019 16:23 WIB

Dompet Dhuafa Bersinergi dengan Aktivis Muda Lewat YFPC 2019

Dompet Dhuafa mencoba hubungkan pegiat muda untuk berdayakan perempuan

Rangkaian Youth For Peace Camp (YFPC) 2019 kembali dihelat. Dompet Dhuafa mencoba hubungkan pegiat muda untuk berdayakan perempuan
Foto: Dompet Dhuafa
Rangkaian Youth For Peace Camp (YFPC) 2019 kembali dihelat. Dompet Dhuafa mencoba hubungkan pegiat muda untuk berdayakan perempuan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rangkaian Youth For Peace Camp (YFPC) 2019 kembali dihelat, sebagai salah satu perhelatan rutin tahunan. Gerakan internasional tersebut akan berlangsung selama 7 (tujuh) hari berturut-turut, di mulai pada 6 hingga 12 Desember 2019. Pada gelaran tahun ini, Youth For Peace Camp 2019 berkembang dengan tajuk 'What Can Women Do in Peacebuilding?' yang diselenggarakan  di Ruang Nagoya, Hotel Kuretakeso Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu, (7/12).

Rama Adi Wibowo selaku Ketua acara Youth For Peace Camp 2019 menyebutkan, gelaran ini ada untuk meningkatkan peran pemuda dalam menciptakan perdamaian dunia melalui program-program pemberdayaan dengan partisipasi aktif perempuan.

Youth For Peace Camp 2019 hadir untuk meningkatkan kesadaran pemuda sehubungan dengan pentingnya peran mereka dalam membangun perdamaian. Termasuk untuk mengembangkan jaringan pemuda internasional sebagai agen perdamaian dan untuk membangun kapasitas pemuda dalam menciptakan proyek sosial di negara mereka sendiri, khususnya di sektor pemberdayaan perempuan.”

Sebanyak 20 aktivis dan profesional muda berusia antara 20 tahun hingga 35 tahun dari seluruh dunia, bergabung dalam Youth For Peace Camp 2019 kali ini. Yakni negara Peru, Qatar, Uzbekistan, Bangladesh, Thailand, Cambodia, Myanmar, UAE, dan termasuk Indonesia.

Sejalan dengan tema ini, Dompet Dhuafa mencoba menghubungkan para pegiat muda di seluruh dunia untuk memberdayakan perempuan, khususnya pasca-konflik atau pemulihan bencana. Agar mereka mampu mendiskusikan dan menyelesaikan masalah, juga membuat proyek yang berdampak sosial di tempat atau negara mereka sendiri.

Pada Gelaran Tahun ini,Youth for Peace Camp 2019 rangkaian acaranya dibagi menjadi tiga seminar dan tiga lokakarya tentang perempuan dalam pembangunan perdamaian membuat organisasi sosial berbasis masyarakat. Adapun beberapa pembicara seminar dalam acara tersebut, yaitu, Hendrik Therik selaku Protection Associate of UNHCR Indonesia, Syamsul Ardiansyah selaku Manager Lingkungan dan Keuangan Mikro Syariah Dompet Dhuafa, Letkol. Ratih Pusparini selaku Penjaga Perdamaian PBB di Suriah, Kongo, dan Libanon, dan banyak lainnya.

General Manager Advokasi Dompet Dhuafa, Haryo Mojopahit, memaparkan dalam pembukaan rangkaian Youth For Peace Camp 2019, para peserta juga akan mendapatkan beberapa workshop tentang mengembangkan proyek berkelanjutan, "Manajemen proyek untuk pengembangan profesional, juga mendapatkan pendanaan berkelanjutan," ucap dia.

Selain itu, rangkaian Youth For Peace Camp 2019 kali ini, melakukan peluncuran Aliansi Strategis Luar Negeri Dompet Dhuafa oleh Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Nasyith Majidi. Dompet Dhuafa sangat memahami tentang dinamisme dari dunia yang terus menghadirkan perubahan generasi di dalamnya.

Kemudian Dompet Dhuafa ingin menyebar luaskan  agen-agen yang bergerak dalam misi perdamaian dan kemanusiaan dari berbagai negara. Dari beragamnya asal agen perdamaian yang tentunya dapat menanggalkan latar belakang kebangsaan, suku, maupun agama, untuk misi perdamaian. Tentu jika agen-agennya dari berbagai negara, gerakan perdamaian dan misi kemanusiaan untuk sesama, dapat semakin luas sebarannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement