Sabtu 07 Dec 2019 08:00 WIB

2020, Mengejar Pariwisata Berkualitas

Tren wisata ke depan, turis dan traveler ingin wisata berkualitas.

Taufan Rahmadi
Foto: Republika/ Wihdan
Taufan Rahmadi

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Taufan Rahmadi, Pegiat Pariwisata Indonesia/Founder Temannya Wisatawan

Dalam waktu tidak berapa lama lagi kita akan segera menyambut tahun baru 2020, tahun yang  menurut saya akan menjadi tahun yang akan mengawali suatu proses  pembuktian terkait program-program terobosan yang akan dilakukan oleh Wishnutama selaku Menparekraf yang baru dalam memajukan Pariwisata Indonesia.

Tulisan saya kali ini akan mencoba memberikan gambaran tentang poin apa saja  yang perlu untuk diperhatikan di dalam merumuskan strategi kebijakan yang akan dilakukan di dalam mempercepat pembangunan Pariwisata Indonesia.

Poin 1: Posisi daya saing pariwisata Indonesia berdasar TTCI 2019

TTCI adalah pemeringkatan daya saing yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) sebuah organisasi non-profit dunia, yang  laporannya diumumkan dua tahun sekali dengan melakukan komparasi terhadap daya saing pariwisata negara-negara di seluruh dunia.

Mengacu dari laporan TTCI 2019, terlihat bahwa posisi Indonesia membaik, naik dua posisi dibanding hasil laporan pada 2017. Daya saing pariwisata Indonesia menunjukkan peningkatan. Indonesia di tahun 2017 lalu di urutan 42, dan sekarang naik dua peringkat ke urutan 40 di 2019 dari 140 negara.

Sedangkan untuk  Rangking Asia – Pasific TTCI 2019, Indonesia berada di urutan 12 dengan skor 4.3 , dibawah  Thailand dan Malaysia dengan skor 4.5 dan Singapore dengan skor 4.8

Di 14 Sub-Indeks yang dilakukan WEF  skor Indonesia adalah :

Untuk subindeks business environment, Indonesia mendapatkan skor 4.7 dengan peringkat 50 dunia. Kemudian pada sub indeks safety and security, Indonesia memperoleh skor 5.4 sehingga membuat posisi Indonesia naik dari peringkat 91 menjadi 80. Begitu juga dengan health and hygiene dengan skor 4.5, human resources and labour market dengan skor 4.9, serta ICT readiness dengan skor 4.7.

Kemudian untuk indikator prioritization of travel & tourism, Indonesia ada di peringkat 10 (skor 5.9), international openess ada di peringkat 3 (skor 4.3), price competitiveness ada di peringkat 6 (skor 6.2) serta environmental sustainability dengan skor 3.5.  air transport infrastructure yang naik dengan skor 3.9, ground and port infrastructure naik dengan skor 3.3, serta tourist service infrastructure yang bertahan di skor 3.1. Sedang dua indikator yang skornya turun, yaitu,  natural resources yang posisinya turun dari peringkat 14 ke 17 serta cultural resources and business travel yang berada di peringkat 24 dari 23 di periode sebelumnya.

Posisi daya saing Pariwisata Indonesia di dunia yang berada diurutan ke-40 berdasarakan TTCI 2019 ini adalah sebuah pijakan di dalam menentukan  titik awal guna mengejar peringkat yang lebih tinggi lagi di tahun 2021, dan itu harus dimulai dari tahun 2020 ini. Akan jadi hebat jika Indonesia bisa mengalahkan peringkat Thailand dan Malaysia di TTCI 2021.

Poin 2:  Trennya Dunia adalah Pariwisata Berkualitas

Wisatawan dunia sudah semakin cerdas, mereka di dalam memilih destinasi pariwisata yang akan dikunjungi akan terlebih dahulu melakukan observasi , riset tentang lingkungan di daerah itu , bagaimana akses menuju kesana, apa saja atraksi baru yang bisa disaksikan , apakah daerah itu aman bagi wisatawan seperti mereka, bagaimana tentang makanan , kesehatan dan seterusnya.

Di tengah trend wisatawan seperti ini maka sangatlah penting bagi Indonesia untuk dapat memenuhi segala demand wisatawan-wisatawan yang sedang memilih destinasi ini. Kita tidak dapat memungkiri persaingan yang terjadi dengan negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia , Vietnam dan Singapore yang juga begitu gencar di dalam membangun pariwisata di negerinya.

Di tengah trend, peluang, dan tantangan seoerti itu menurut saya Pariwisata di Indonesia sudah waktunya tidak hanya berpatokan pada mengejar jumlah wisatawan yang datang saja ( Quantity tourism ), jumlahnya banyak, tapi memberikan devisa yang sedikit, melainkan Pariwisata Indonesia yang dalam pengembangannya mampu menghadirkan wisatawan berkualitas ( Quality Tourism), jumlah yang datang tidak banyak , tetapi memberikan devisa yang tinggi.

Ada 3 Kunci  keberhasilan jika Pariwisata Indonesia ingin mengejar pariwisata berkualitas:

Pertama, Pariwisata dijadikan sektor pendorong utama ekonomi negeri. Ini bisa tercermin dari dukungan anggaran dan kebijakan yang serius dari semua pemangku kebijakan baik di Pusat hingga di daerah.

Kedua , adalah bahwa pengembangan pariwisata akan menghasilkan industri dan perusahaan yang produktif dan inovatif, yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi warga Indonesia. Pemerintah dalam hal ini memberikan banyak insentif , kemudahan investasi.  regulasi , menjaga iklim persaingan sehat antar dunia usaha  dan tentunya juga mendorong kepada seluas-luasnya bagi terciptanya lapangan kerja di destinasi pariwisata.

Ketiga, adanya upaya yang berkelanjutan untuk memelihara keterlibatan dan partisipasi publik sebagai bagian dari pengembangan pariwisata. Kesuksesan program pariwisata sangat ditentukan dengan bagaimana masyarakat mampu menjadi pendukung kuat dari pengembangan pariwisata di daerahnya.

Kesimpulan

Dengan memperhatikan indikator-indikator yang ada di TTCI 2019, maka untuk mewujudkan pariwisata Indonesia yang berkualitas , ada empat strategi makro yang perlu dilakukan , *pertama, melaksanakan program –program  pemasaran pariwisata yang kreatif dengan berorientasi pada hasil, kedua,  meningkatkan keanekaragaman atraksi di daerah wisata, tidak monoton hadirkan banyak pilihan atau sesuatu yang baru.

Ketiga , mendukung daya saing industri pariwisata, ada standardisasi pelayanan, ada jaminan kualitas, dan yang keempat, membangun keterlibatan masyarakat lokal didalam memajukan pariwisata. Masyarakat adalah subyek dari pembangunan pariwisata, ikut terlibat dan merasakan kue kesejahteraan dari kemajuan pariwisata di daerahnya.

Dalam mewujudkan Pariwisata Berkualitas ini tentunya membutuhkan kolaborasi semua pihak, antar pemerintah , swasta dan seluruh komponen masyarakat. 

Jika Tahun 2019 dikatakan adalah tahun yang penuh dengan cobaan bagi Pariwisata Indonesia , maka tahun 2020 adalah tahun yang menanti pembuktian apakah Pariwisata Indonesia bisa menjadi solusi kesejahteraan bagi bangsa ini.

Ayo Berjuang Bersama!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement