Sabtu 24 Aug 2019 22:23 WIB

Menkominfo: Internet di Papua tidak Ditutup Hanya Dibatasi

Menkominfo mengatakan hal itu untuk menghalau banyaknya hoaks.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara kepada wartawan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (22/8).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara kepada wartawan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan, setelah kericuhan yang melanda Papua dan Papua Barat beberapa waktu lalu, pihaknya tidak menutup akses internet di wilayah itu, melainkan membatasinya. Hal itu dilakukan untuk menghalau banyaknya hokas di media sosial yang bisa memperkeruh suasana.

"Kalau dilihat memang di dunia nyata lebih kondusif. Di jalan tidak ada yang demo. Tapi di dunia maya malah banyak hoaks, provokasi dan mengadu domba," ujarnya usai membuka acara Gamers Land Party (GLP) 2019 di JX International Surabaya, Sabtu (24/8).

Baca Juga

Rudiantara menjelaskan, setelah kerusuhan Papua banyak berita bohong di media sosial yang mengatakan adanya korban masyarakat, padahal kejadian yang sebenarnya bukan terjadi di Papua dan bukan saat ini. Di negara lain jika ada peristiwa kerusuhan, kata dia, akan dilakukan penutupan internet, namun di Indonesia hanya dilakukan pembatasan.

"10 negara di dunia jika menangani hal demikian (kerusuhan) adalah dengan penutupan internet. Sedang di sini hanya pembatasan data. SMS masih jalan," katanya.

Rudiantara mengatakan pembatasan internet sesuai dengan dasar hukum yang ada dan mengacu pada UUD yakni Hak Asasi Manusia (HAM) karena untuk melindungi hak orang lain. Sementara itu, di UU ITE pasal 40 dituliskan pemerintah diwajibkan melindungi masyarakat sehingga pemerintah punya kewenangan untuk membatasi internet.

"Jika saya tidak melakukan itu berarti tidak melindungi masyarakat. Pembatasan internet data ini untuk kepentingan bersama. Mudah-mudahan situasi segera kondusif tidak hanya di dunia nyata tapi di dunia maya," ucapnya.

Mengenai sampai kapan pembatasan internet tersebut, ia menyatakan belum bisa memutuskan karena harus berkoordinasi lebih dahulu dengan pihak lain seperti aparat kepolisian. "Saya tidak bisa memutuskan. Yang bisa memutuskan teman-teman di lapangan. Saya tidak melakukan ini sendiri tapi kerja sama dengan pihak hukum. Saya ajak ayo jaga dunia maya jangan sampai dikotori hoaks atau adu domba," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement