Rabu 21 Aug 2019 09:14 WIB

PDIP Siapkan Risma untuk Pilkada DKI

Perjalanan Risma sebagai salah satu ketua DPP PDIP masih panjang.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) melantik Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri) sebagai Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan masa bakti 2019-2024 di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) melantik Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri) sebagai Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan masa bakti 2019-2024 di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (19/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengakui pihaknya membuka peluang untuk mengusung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk Pilkada DKI Jakarta. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan, PDIP menyerahkan penilaian terhadap Risma kepada masyarakat terkait kelayakan apakah diusung menjadi calon gubernur atau menjadi menteri kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Namun, terkait peluang diusung dalam Pilkada DKI Jakarta, PDIP masih membutuhkan komunikasi dengan partai politik lain di DKI Jakarta. Menurut Hasto, perjalanan Risma sebagai salah satu ketua DPP PDIP masih panjang.

Hasto hanya menegaskan, partai berlambang banteng moncong putih tersebut akan menyiapkan kader terbaiknya untuk berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta. "Ya bukan langkah awal (menyiapkan Risma di DKI). Beliau sudah di Jakarta, dan bukan awal lagi," kata Hasto di Jakarta, Selasa (20/8).

Hasto juga menyerahkan terkait posisi menteri kepada Presiden Jokowi. Apakah Risma akan dipinang menjadi salah satu menteri, PDIP menyatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, pascapelantikan Risma di kantor DPP PDIP, Senin (19/8) kemarin, Megawati sudah menyatakan pujiannya terhadap wali kota Surabaya tersebut.

Menurut Hasto, keberhasilan memimpin Kota Surabaya menjadi salah satu alasan Risma diberi kursi ketua DPP PDIP bidang kebudayaan. "Parpol kan mendengarkan bagaimana suara rakyat dan parpol kemudian mencalonkan setelah kami masukan dalam struktur, kami lakukan survei dan kami lakukan pemetaan terhadap kualifikasi pada parpol. Tapi kan penilaian masyarakat kan bagus di Surabaya. Ibu Mega juga menilai Ibu Risma bagus di Surabaya," ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Suko Widodo, menilai peluang Risma untuk berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta sangat mungkin terwujud setelah menerima posisi ketua DPP PDIP. Ia mengatakan, setelah menjabat sebagai salah satu ketua DPP PDIP, Risma otomatis akan lebih sering berada di Jakarta bersama pengurus DPP lainnya. Kiprahnya sudah tidak lagi lingkup lokal Kota Surabaya, tetapi nasional.

Suko menilai, Risma memiliki karakter yang tepat untuk memimpin DKI Jakarta. Ditambah pengalamannya memimpin Surabaya, itu akan mempermudah dirinya merebut kursi nomor satu di Jakarta itu. "Kepemimpinan Bu Risma bagus karena dia memiliki karakter orisinalitas, karakter yang orisinal dan kemudian tegas dalam memimpin," ujar Suko saat dihubungi, Selasa (20/8).

Selain itu, Risma dinilai sebagai sosok yang memiliki konsep untuk membangun suatu daerah. Hal itu terlihat dari Surabaya yang sering mendapatkan penghargaan tingkat nasional ataupun internasional.

Peluang Risma juga sudah terlihat saat DPRD DKI Jakarta melakukan studi banding ke Surabaya. Saat itu, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Provinsi DKI Jakarta Bestari Barus memuji Risma yang dinilai berhasil dalam pengelolaan sampah di kota terbesar kedua di Indonesia itu. "Bu Risma pemimpin yang pekerja keras, tegas, jujur, bersih, dan punya konsep yang jelas dan konsisten," ujar Suko.

Ia menambahkan, keputusan PDIP menunjuk Risma sebagai salah satu ketua DPP partai juga dinilai sangat tepat. Partai yang sudah dipimpin Megawati sejak awal berdiri tersebut belum lagi memiliki sosok yang ikonik, seperti Joko Widodo. "PDIP sadar bahwa tantangan Indonesia ke depan bertambah berat. Untuk itu, PDIP perlu rekrut orang-orang yang andal," ujarnya.

Sebelumnya, Risma sendiri menyatakan ingin menyelesaikan tugasnya sebagai wali kota Surabaya hingga 2020 mendatang. Ia tak ingin berandai-andai terkait posisinya setelah purna memimpin Kota Surabaya. Ia mengaku tidak pernah meminta jabatan apa pun. "Aku tidak tahu (setelah 2020). Karena aku tidak pernah minta jabatan itu. Menurut aku di agamaku tidak boleh," ujarnya. N dian erika nugraheny/rizkyan adiyudha/nawir arsyad akbar ed: agus raharjo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement