Selasa 20 Aug 2019 13:33 WIB

Ensikopedia Silek Minangkabau Diluncurkan

Ensikopedia Silek Minangkabau diluncurkan atas kerja sama Dinas kebudayaan-Undala

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Pembukaan Silek Art Festival di Taman Budaya, Kota Padang, Senin (19/8) malam WIB
Foto: Febrian Fachri / Republika
Pembukaan Silek Art Festival di Taman Budaya, Kota Padang, Senin (19/8) malam WIB

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas secara resmi meluncurkan buku Ensiklopedia Silek (silat) Minangkabau. Peluncuran ini dilakukan saat pembukaan Silek Arts Festival (SAF) 2019 di Taman Budaya Kota Padang, Senin (19/8) malam WIB kemarin.

Buku setebal 197 halaman itu diserahkan secara simbolis oleh Kepala Dinas Kebudayaan Gemala Ranti pada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Sri Hartini

Pemimpin Redaksi Ensiklopedia Silek Minangkabau, Sudarmoko mengatakan buku yang baru saja diluncurkan masih dalam edisi terbatas. Secara konten, isi ensiklopedia itu menurut Sudarmoko juga bersifat terbuka dalam arti dapat diperbaharui secara terus menerus hingga menjadi informasi yang lebih utuh dan lengkap mengenai silek Minangkabau.

"Masih banyak entri tentang silek yang belum masuk dalam buku tersebut dan masih butuh penambahan dan penyempurnaan. Mudah-mudahan dalam penerbitan selanjutnya, bisa ditambahkan entri-entri yang masih tercecer," kata Sudarmoko.

photo
Silek Minangkabau (Febrian Fachri / Republika)

Ketua LPPM Unand Ing Uyung Gatot S Dinata,  menmbahkan ensiklopedia merupakan media yang terjaga kualitas informasinya karena telah melewati sejumlah tahapan dan telah merangkum informasi yang sesuai dengan bahasannya.

Entri yang disusun dalam buku itu menurut penjelasan Uyung di antaranya sasaran, gerak, aliran, senjata, pakaian dan seluruh ekosistem silek. Namun karena pokok bahasan yang sangat luas, masih ada informasi yang belum terangkum sehingga tetap dibutuhkan upaya lanjutan untuk penyempurnaan.

"Masih banyak entri tentang silek yang belum masuk dalam buku tersebut dan masih butuh penambahan dan penyempurnaan. Mudah-mudahan dalam penerbitan selanjutnya, bisa ditambahkan entri-entri yang masih tercecer," ucap Uyung

Silek Art Festival 2019 dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Sri Hartini kemarin malam. Irwan memberikan apresiasi tinggi atas usaha untuk melestarikan silek Minangkabau agar makin dikenal oleh setiap generasi.  Irwan menyebut silek adalah budaya  yang memiliki nilai dan falsafah yang begitu dalam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement