Selasa 18 Jun 2019 06:11 WIB

Negeri Yang Terhapus Peta Bumi

Banyak negeri Islam yang sudah terhapus dari peta bumi.

Indahnya kota Cordoba dari tepi sungai Al-Wadi al-Kabir, yang dilafalkan orang Spanyol sebagai Guadalquivir.
Foto: Lonelyplanet.com
Indahnya kota Cordoba dari tepi sungai Al-Wadi al-Kabir, yang dilafalkan orang Spanyol sebagai Guadalquivir.

Oleh: Uttiek M Panji Astuti, Traveller dan Penulis Buku.

Ternyata, tak hanya benua Atlantis yang hilang. Banyak negeri dengan jejak sejarah dan peradaban Islam yang perlahan terhapus namanya dari peta bumi.

“Andalusia itu di Turki ya?” Pertanyaan itu berulang saya dengar.

Itu pula salah satu alasan saya menulis buku sejarah dan paradaban Islam yang dikemas dalam bentuk buku traveling. Supaya anak muda mau membaca sejarah.

Sebab kalau betul-betul ditulis sebagai buku sejarah. Apalagi sejarah Islam. Tak banyak yang masih mau membaca.

Namun, kalau ditulis dalam bentuk catatan perjalanan, pasti banyak yang mau membaca. Karena semua anak muda punya mimpi ingin keliling dunia. Setuju, kan?

Tak hanya Andalusia, negeri yang hilang namanya dari peta bumi sekaligus dari ingatan kolektif umat Islam.

Banyak tempat yang awalnya menggunakan nama-nama Islam, kini bersalin nama dan terhapus sejarahnya.

Sekalipun William Shakespeare,dalam roman Romeo and Juliet menuliskan, “What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.”

Tapi, nama tetaplah nama. Dan itu penting. Sebagai identitas. Lebih jauh, sebagai bentuk keberpihakan.

Semisal menuliskan kota Cordoba, Spanyol. Tidak salah memang. Karena wilayah itu sekarang bernama Spanyol.

Namun, sebagai bentuk keberpihakan, alangkah baiknya kalau tempat-tempat dengan jejak sejarah Islam itu ditulis sedikit lebih panjang disertai penjelasan.

Seperti: Cordoba, Andalusia. Wilayah yang sekarang bernama Spanyol, Portugis dan sebagian Prancis. Supaya anak muda Muslim tak amnesia dengan sejarahnya.

Masih di wilayah yang sekarang bernama Spanyol. Ada satu kota penting, bahkan menjadi ibu kota negara yang sebenarnya berasal dari nama Islam.

Ya, nama kota Madrid itu berasal dari bahasa Arab “Al Majrit”. Orang Spanyol melafalkannya sebagai Madrid. Nama ini yang diberikan oleh Sang Pendiri Emir Muhammad I dari Cordoba, pada 854.

Al Majrit berarti tempat air mengalir dari sumbernya. Hal ini dikarenakan posisi Madrid yang berada di tepi sungai Manzanares.

Saat ini reruntuhan benteng yang didirikan Emir Muhammad I masih bisa disaksikan di antara dua jalan utama di kota Madrid, yakni Calle Mayor dan Cuesta de La Vega.

Terdapat sebuah taman sebagai penanda, dengan sisa dinding yang diberi nama Muralla Arabe atau Tembok Arab.

Demikian halnya untuk menyebut wilayah-wilayah Palestine yang diduduki Israel. Kalau tak ada yang terus menuturkan dan menuliskannya, pastilah akan terhapus debu sejarah.

Wilayah Palestine dari semula 100%, kini hanya tersisa tak lebih dari 22%. Banyak nama kota yang diganti untuk dihilangkan identitasnya sebagai wilayah Muslim.

Seperti kota Al Quds yang telah lama bersalin nama menjadi Jerusalem. Ditulis Yerushalaim dalam huruf Arab.

Al Khalil yang sekarang tak ada lagi di peta dan berganti dengan nama Hebron. Lalu kota Al Nasra yang lebih dikenal dengan nama Nazareth. Dan seterusnya.

Saat saya melakukan perjalan ke Palestine tahun 2012 lalu, semua petunjuk nama jalan masih menggunakan 3 bahasa: Arab, Inggris, dan Hebrew. Nantinya akan diberlakukan peraturan hanya ditulis dalam bahasa Hebrew.

Upaya sistematis ini tak ayal akan membuat anak cucu kita bertanya, “Al Quds? Ada ya nama tempat itu?”

Begitu juga wilayah Muslim Uighur di Turkistan Timur yang kini disebut provinsi Xinjiang. Lalu di Turki, Islambol yang artinya kota Islam, diganti menjadi Istanbul yang entah artinya apa.

Tak usah jauh-jauh, nama Jayakarta yang diberikan Fatahillah saat membebaskan kota ini yang berarti kota kemenangan juga berganti nama menjadi Jakarta.

Google map boleh saja menghilangkan nama Palestine dari petanya. Dan mungkin masih akan banyak nama lain yang dihapus jejaknya. Tapi, kita akan terus menuturkan dan menuliskannya.

Sepakat?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement