Senin 17 Jun 2019 10:50 WIB

Desa Gintangan Promosikan Bambu Lewat Festival Kostum

Berbagai tema kostum bambu pun ditampilkan oleh 42 model .

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Desa di Banyuwangi memiliki cara unik untuk mempromosikan bambunya. Salah  satunya dengan Festival Bambu Gintangan 2019 yang kini dikemas lebih  atraktif, Sabtu sore (15/6).
Foto: Dok Humas Pemkab Banyuwangi
Desa di Banyuwangi memiliki cara unik untuk mempromosikan bambunya. Salah satunya dengan Festival Bambu Gintangan 2019 yang kini dikemas lebih atraktif, Sabtu sore (15/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Desa di Banyuwangi memiliki cara unik untuk mempromosikan bambunya. Salah satunya dengan Festival Bambu Gintangan 2019 yang kini dikemas lebih atraktif, Sabtu sore (15/6).

Festival yang digagas oleh warga Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari ini menampilkan beragam kostum dari material bambu dengan sangat menarik. Puluhan busana yang menonjolkan ornamen bambu sukses dikreasi menjadi kostum khas parade oleh warga. Warga bahkan berhasil menyulap areal persawahan hijau menjadi catwalk bagi talennya.

Baca Juga

Berbagai tema kostum pun ditampilkan oleh 42 model yang berasal dari berbagai wilayah di Banyuwangi. Antara lain bertema etnik hingga futuristik. Para penonton pun merasa terhibur dengan penampilan mereka.

Ketua Panitia Festival Bambu, Dian Effendi, mengatakan banyak anak muda dari luar Desa Gintangan yang tertarik mengikuti event ini. Mereka tertarik dengan keunikan kostum bambu sebagai material utama. "Jadi pesertanya umum, tidak hanya dari Gintangan saja," ujar Dian.

Dian menerangkan, sebagian peserta mendesain kostum sekitar satu hingga dua hari. Mayoritas menghabiskan waktu lebih lama pada persiapan bahan bakunya yang terbuat dari bambu. Bambunya perlu melalui proses pengeringan terlebih dahulu agar bisa lentur dan dipola sesuai desain.

"Ini menjadi tantangan tersendiri bagi peserta," kata dia, melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (16/6).

Untuk biayanya sendiri, Dian memastikan, seluruhnya relatif murah. Setiap peserta hanya menghabiskan Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta. Hal ini karena semua digarap secara mandiri sehingga biayanya pun lebih murah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan event ini digelar untuk mempromosikan potensi kerajinan bambu Desa Gintangan. Sebab, Banyuwangi memiliki bambu Gintangan dengan kualitas ekspor.

Selama ini Desa Gintangan memang dikenal sebagai sentra kerajinan bambu di Banyuwangi. Produknya bahkan telah diekspor ke mancanegara seperti ke Maldive.

Bramuda berharap, Gintangan sebagai pusat kerajinan bambu dapat menarik perhatian pasar mancanegara lainnya.  "Tentunya, ini akan semakin mensejahterakan masyarakat Gintangan khususnya dan Banyuwangi pada umumnya," kata dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement