Sabtu 06 Apr 2019 12:17 WIB

Kelapa Sawit Jadi Bahasan Menlu RI dengan Menlu Belanda

Isu kelapa sawit memiliki arti penting bagi Indonesia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolanda
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Belanda Stephanus Abraham Blok di Den Haag, Belanda, Jumat (5/4)
Foto: Dok Kemenlu
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Belanda Stephanus Abraham Blok di Den Haag, Belanda, Jumat (5/4)

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia (RI) Retno LP Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Belanda Stephanus Abraham Blok di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Belanda, Den Haag pada Jumat (5/4). Dalam pertemuannya, kedua menlu membahas berbagai isu, termasuk menyoal isu kelapa sawit.

Menlu Retno mengatakan, isu kelapa sawit memiliki arti penting bagi Indonesia, terutama dalam upaya menghapus kemiskinan. Indonesia sebagai penghasil sawit menjadikan isu kelapa sawit tidak hanya sekedar sustainability, tetapi juga menyangkut pencapaian Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Baca Juga

Dalam kesempatan pertemuan kedua menlu, Retno juga menyampaikan kekecewaan atas teradopsinya Draft Delegated Act yang diskriminatif dengan mengklasifikasikan kelapa sawit sebagai minyak nabati berisiko tinggi Indirect Land Use Change (ILUC) oleh Komisi Eropa. "Ditekankan pentingnya pembahasan yang berimbang atas isu kelapa sawit," kata Retni dalam rilis pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (6/4).

Selain isu kelapa sawit, kedua menteri juga membahas berbagai isu dalam kerangka hubungan bilateral kedua negara. Retno juga menyampaikan berbagai kemajuan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. 

Selain itu, kedua menteri juga membahas beberapa isu dalam kerangka multilateral, di antaranya agenda Indonesia pada Dewan Keamanan perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) bulan Mei 2019. Dalam hal ini Menlu menyampaikan undangan kepada Menlu Blok untuk dapat hadir pada salah satu debat terbuka Dewan Keamanan PBB di New York, dimana Indonesia mengetuai DK PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement