Ahad 24 Mar 2019 14:30 WIB

Takut Teror OPM, 745 Keluarga di Nduga Putuskan Mengungsi

Pengungsi paling banyak ada di distrik Kuyawage.

Prajurit Satgas Pembangunan Jalan Trans Papua Denzipur 12/OHH Nabire dan Denzipur 13/PPA Sorong Zeni TNI AD (POP 1) mengoperasikan alat berat di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua (ilustrasi)
Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Prajurit Satgas Pembangunan Jalan Trans Papua Denzipur 12/OHH Nabire dan Denzipur 13/PPA Sorong Zeni TNI AD (POP 1) mengoperasikan alat berat di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Sebanyak 745 kepala keluarga (KK) dari berbagai kampung dan distrik di Kabupaten Nduga mengungsi ke Kabupaten Lanny Jaya, Papua.

Pernyataan ini disampaikan Sekda Lanny Jaya Christian Sohilait ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Ahad (24/3). 

Baca Juga

"Jadi, pada Kamis(21/3) di Balingga, itu semua kepala-kepala distrik dari perbatasan atau selatan Lanny Jaya menyampaikan kepada kami bahwa ada rombongan pengungsi dari Nduga yang masuk ke sini," katanya.

Rombongan pengungsi itu, kata dia, merupakan dampak dari aksi penembakan Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) terhadap pekerja jalan dan jembatan trans Papua di Yigi dan Mbua, Kabupaten Nduga pada awal Desember 2018.

"Mereka (pengungsi) masuk paling besar itu di distrik Kuyawage, setelah ada kontak tembak di Nduga. Di Kuyawage itu ada 704 KK, di distrik Wano Barat 24 KK, distrik Balingga Selatan 14 KK dan di Balingga 3 KK," katanya. 

Setelah mendapatkan pemberitahuan tersebut, kata Sekda, para kepala distrik dan kepala kampung langsung diinstruksikan agar kembali ke tempatnya masing-masing untuk melakukan pendataan secara pasti jumlah pengungsi asal kabupaten Nduga yang masuk di Lanny Jaya.

"Kami langsung menugaskan para kepala distrik agar kembali untuk mencatat jumlah riil warga Nduga di sana karena ini berkaitan dengan misalnya bantuan yang akan kita kirimkan," katanya. 

Pendataan itu dilakukan agar lebih mengetahui berapa jumlah persisnya para pengungsi yang dimaksud.

"Ini untuk mengetahui berapa orang tua, anak sekolah atau yang mau ujian nasional yang mengungsi, perempuan dan laki-laki dewasa, mungkin juga ada TPN OPM yang ikut mengungsi, itu didata," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement