Kamis 21 Feb 2019 19:41 WIB

Pemkot Bandung Gencarkan Olah Sampah Jadi Bernilai

Pengurangan sampah yang dihasilkan jadi fokus utama penanganan sampah di Bandung.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Sampah Pasar Sayati Bandung: Permasalahan sampah di Pasar Sayati tak pernah kunjung beres. Sampah menumpuk dan menutup akses jalan, Kamis (21/2).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Sampah Pasar Sayati Bandung: Permasalahan sampah di Pasar Sayati tak pernah kunjung beres. Sampah menumpuk dan menutup akses jalan, Kamis (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar peringatan Hari Peduli Sampah di Paris Van Java, Kamis (21/2). Dalam acara yang menghadirkan masyarakat umum dan siswa sekolah ini, pemkot ingin meningkatkan kesadaran warga untuk gencar mengolah sampah.

Wakil Wali Kota Yana Mulyana menuturkan pengurangan sampah yang dihasilkan menjadi fokus utama penanganan masalah sampah di Kota Bandung. Salah satu upayanya ialah mengolah sampah menjadi bernilai.

Baca Juga

"Harus dari sekarang kita mulai menyelesaikan masalah sampah dari sumbernya, dari kita sendiri," kata Yana kepada wartawan.

Yana mengatakan saat ini bagi sebagian warga Kota Bandung, sampah belum menjadi ancaman. Padahal sebagai daerah yang tidak memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tentu ini menjadi permasalahan yang harus diantisipasi sejak dini.

Ia pun mengajak masyarakat untuk melihat sampah dari sisi positif. Bukan hanya sebagai barang sisa yang harus dibuang, nyatanya sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan bisa digunakan untuk membantu kegiatan sehari-hari.

Yana menyebutkan salah satunya yang sedang diuji coba Pemkot Bandung adalah mengolah sampah dengan teknik peyeumisasi. Dengan cara ini, sampah bisa diubah menjadi bahan bakar batubara.

"Inovasi peyeumisasi itu sampah yang sudah terpilah hanya disiram dengan satu cairan sejenis MOL (mikro organisme lokal). Itu dalam 5-6 hari sampah kering. Sampah itu tinggal kita cacah dan kita press itu hasilnya bisa digunakan seperti batu bara. Kalorinya di atas tiga ribu. Bisa dipakai masak atau ke pabrik juga bisa," tuturnya.

Ia mengatakan teknik ini sedang dikembangkan di salah satu TPS milik PD Kebersihan di Jalan Indramayu. Diharapkan teknik ini bisa banyak dikembangkan di wilayah lain nantinya.

Selain itu, kata dia, sampah bisa diolah menjadi pupuk yang berguna untuk tanaman. Beberapa sampah juga dapat didaur ulang menjadi benda-benda bernilai ekonomis.

Oleh karenanya, ia mengaku Pemkot tengah menggencarkan program unggulan Kang Pisman (Kurangi Pisahkan Manfaatkan). Agar masyarakat bisa semakin sadar untuk memilah dan memanfaatkan sampah dari mulai lingkungan rumahnya. Dengan demikian, volume sampah di Kota Bandung akan semakin berkurang.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dedy Dharmawan mengatakan penguranagn dan pengolahan sampah memang menjadi fokus dalam peringatan Hari Peduli Sampah tahun ini. Sehingga volume sampah yang dibuang ke TPA bisa semakin berkurang.

Dedy menyebutkan beberpa teknik pengolahan sampah sudah banyak diujicoba dan dikembangkan. Teknik peyeumisasi memang sedang dalam tahap uji coba untuk bisa dimasifkan.

"Peyeumisasi ini baru ujicoba. Kami masih mencontoh ke Klungkung Bali.

Tapi termasuk yang akan dimasifkan. Solusi organik sudah ada solusi anorganik sudha ada, nah ini solusi untuk residunya. Tapi Masih dalam penyempurnaan," ujarnya.

Ia mengatakan di samping menggunakan teknologi, mengubah budaya masyarakat terhadap sampah saat ini lebih diprioritaskan. Sehingga masyarakat bisa berpartisipasi mengurangi sampah yang dihasilkan dengan memanfaatkannya sendiri. Program Kang Pisman pun terus digencarkan hingga ke tingkat kewilayahan.

Ia menambahakan sejak digulirkan pada Oktober lalu, sudah ada dampak pengurangan volume sampah yang dihasilkan Kota Bandung. Hal ini dilihat dari jumlah sampah di beberapa pusat perbelanjaan dan hotel yang sudah mulai berkurang

"Di PVJ ini tadinya sampah setiap hari 2 ton sekarang tinggal 700 kilo dan akan diusahakan sampai nol. Di hotel Malaka juga yang tadinya sekitar 500 kilo tinggal 50an," ujarnya.

Ia pun berharap pusat perbelanjaan dan hotel hingga di tingkat pasar tradisional bisa menjalankan Kang Pisman ini. Sehingga volume sampah Kota Bandung yang masih di angka 1.500 ton per hari bisa berkurang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement