Rabu 13 Feb 2019 23:23 WIB

Alasan Bengkulu Dipilih Sebagai Lokasi Tanwir Muhammadiyah

Bengkulu mempunyai sejarah penting dalam hubungannya dengan Muhammadiyah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Sekertaris PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti (kanan) bersama Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy (kiri) memberikan keterangan terkait pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (11/2).
Foto: Republika/Prayogi
Sekertaris PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti (kanan) bersama Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy (kiri) memberikan keterangan terkait pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bengkulu dipilih jadi tempat sidang Tanwir Muhammadiyah karena memiliki sejarah yang berhubungan dengan Muhammadiyah dan perjuangan bangsa. 

Sidang Tanwir tersebut akan diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Bengkulu pada 15-17 Februari 2019.  

Baca Juga

"Bengkulu punya sejarah penting dalam hubungannya dengan Muhammadiyah dan perjuangan bangsa, di Bengkulu ada tokoh Muhammadiyah bernama Hasan Din," kata Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti kepada Republika.co.id, Rabu (13/2).

Mu'ti mengatakan, nama Hasan Din akan diabadikan menjadi nama gedung di Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Sebagaimana diketahui, Hasan Din adalah ayah Fatmawati, artinya mertua Presiden Sukarno. 

Hasan Din bersama Bung Karno berjuang demi kedaulatan Indonesia. Saat Bung Karno dalam pengasingan di Bengkulu, beliau juga menjadi konsul pendidikan Muhammadiyah Bengkulu. 

"Aspek kesejarahan ini penting kita angkat karena seakan-akan keluarga Bung Karno itu, mohon maaf, kadang-kadang ada yang menyebutnya abangan, padahal realitasnya dari kalangan yang sangat kuat agamanya," ujarnya. 

Menurut Mu'ti, Bung Karno berasal dari kalangan yang berkomitmen dalam beragama. Dalam bahasa lain, Bung Karno bisa disebut sebagai santri yang paham agama. 

Selain alasan sejarah, dia menyampaikan, Muhammadiyah Bengkulu memiliki perkembangan yang sangat bagus. Muhammadiyah ingin memperkenalkan berbagai daerah di Indonesia secara langsung kepada peserta Tanwir. Sebab kalau tidak banyak mengunjungi daerah, belum tentu mengerti Indonesia yang sesungguhnya.

Tanwir sebelumnya diselenggarakan di Ambon, wilayah timur Inndonesia. Sekarang diselenggarakan di Bengkulu yang ada di sebelah barat Indonesia. 

Ia menjelaskan, di berbagai daerah ada asimilasi, akulturasi dan integrasi. Terlihat beragam dan kompleksnya Indonesia. Suku-suku di Indonesia terbangun dengan sangat baik.  

Muhammadiyah bisa memperkuat yang sudah terbangun itu dengan berkunjung ke suatu daerah supaya tidak hanya memandang Indonesia hanya dari sudut pandang Jawa saja.

"Harus juga Indonesia dilihat dari perspektif papua, bengkulu dan daerah daerah lain," ujarnya.

Tanwir Muhammadiyah bertema "Beragama yang Mencerahkan" ini merupakan Tanwir terakhir sebelum Muktamar 2020. Tanwir akan membahas agenda yang bersifat keorganisasian. Jadi dalam sidang Tanwir kali ini akan membahas empat hal yang berkaitan dengan Muktamar Muhammadiyah tahun 2020.  

"(Di antaranya) pengesahan tata tertib Muktamar, pengesahan tata tertib pemilihan pimpinan, pengesahan panitia pemilihan, dan penetapan serta penyampaian jadwal pelaksanaan Muktamar," jelasnya.

Ia menjelaskan, yang kedua, dalam Tanwir akan dibahas perubahan anggaran rumah tangga karena mendesak harus dilakukan perubahan. Selain itu akan ada laporan tingkat wilayah, pusat dan organisasi otonom. 

Kemudian yang ketiga, Mu'ti menyampaikan, Tanwir akan membahas dan menyampaikan ceramah serta pokok pikiran Muhammadiyah.

Pada Tanwir di Ambon 2017 lalu, Muhammadiyah menghasilkan Resolusi Ambon dan menyampaikan pentingnya mengatasi kesenjangan sosial.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement