Senin 21 Jan 2019 21:10 WIB

Kunjungan Pariwisata ke Gili Trawangan Belum Maksimal

Penumpang kapal cepat dari Bali ke Gili Trawangan mengalami penurunan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wisatawan mancanegara mulai kembali datang ke Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara, NTB, pada Kamis (6/9).
Foto: Dok: Kogasgabpad
Wisatawan mancanegara mulai kembali datang ke Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara, NTB, pada Kamis (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sektor pariwisata Lombok terus berupaya kembali normal setelah dilanda bencana gempa pada pertengahan tahun lalu. General Manager Marc Hotel Gili Trawangan Donik Widodo mengatakan, kondisi pariwisata di Gili Trawangan saat ini belum benar-benar pulih jika melihat dari tingkat kunjungan wisatawan yang datang.

Donik mengatakan, para pelaku wisata di Gili Trawangan memahami periode Januari hingga Maret memang sebagai masa-masa sepi kunjungan wisatawan atau low season. Namun, dia katakan, biasanya tingkat kunjungan tetap terjaga dan tidak seperti yang terjadi pada saat ini.

Baca Juga

"Tren wisata di Gili Trawangan saat Januari hingga Maret memang rendah, tapi tidak seperti sekarang, biasanya meski sedang low season masih tetap agak bagus," ujar Donik di Warung Serena, Kota Mataram, NTB, Senin (21/1).

Donik menyebutkan, jumlah keterisian penumpang kapal cepat dari Bali ke Gili Trawangan saat ini mengalami penurunan. Sebagai contoh, satu kapal cepat dengan kapasitas 180 penumpang hanya diisi sekira 30 penumpang hingga 40 penumpang.

"Misalnya ada 10 kapal cepat dalam sehari berarti hanya ada 400 wisatawan, pergerakan (peningkatan) wisatawan belum kelihatan," lanjut Donik.

Angka 400 penumpang, kata dia, masih relatif jauh dari tingkat wisatawan pada saat normal yang mencapai ribuan penumpang dalam sehari ke Gili Trawangan. "Kalau normal yang datang ribuan, saat high season bisa 5 ribu sampai 7 ribu, sekarang paling hanya 500 sampai 600 wisatawan," ucap Donik.

Dia menilai ada beberapa hal yang membuat sektor pariwisata belum maksimal, mulai dari low season, kekhawatiran calon wisatawan terhadap kondisi Lombok terkait isu gempa, tingginya harga tiket pesawat, hingga musim hujan.

"Januari sampai Maret memang low season, sekarang ditambah ditambah dengan kondisi masih ada isu gempa sehingga orang belum yakin, harga tiket (pesawat) mahal," ungkap Donik.

Kata dia, rata-rata wisatawan mancanegara yang berlibur ke Gili Trawangan kurang menyukai datang ke Gili Trawangan saat musim hujan seperti yang terjadi saat ini. "Kalau tamu di Gili Trawangan rata-rata tidak begitu senang musim hujan, lebih suka saat musim panas," ucapnya.

Donik berharap, pergerakan kunjungan wisatawan ke Lombok dapat kembali terangkat pascamasa low season pada April mendatang. Dia berharap, iklim kontestasi politik tanah air tetap terjaga kondusivitasnya agar tidak menimbulkan kecemasan bagi wisatawan yang hendak berlibur.

"Biasanya mulai pergerakan (kunjungan) itu mulai April dan seterusnya, kita berharap Pilpres nanti baik-baik saja, kalau tidak damai nanti low season-nya berlanjut," kata Donik menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement