Sabtu 19 Jan 2019 13:52 WIB

Di Yogyakarta Ada Warung Soto Berusia Seabad

Soto Kadipiro adalah salah satu heritage Yogyakarta

Soti Kadipiro, Yogyakarta
Foto: ilham bintang
Soti Kadipiro, Yogyakarta

Oleh: Ilham Bintang, Jurnalis Senior dan Pimred Media Cek and Ricek

Kami makan siang di Rumah Makan Soto Kadipuro, jalan Wates, Kadipiro, Yogyakarta, Sabtu (19/1) siang. Setiap ke Yogyakarta memang saya selalu mengagendakan bersantap soto atam dan ayam goreng di sini. Sotonya enak, ayam gorengnya khas. Dagingnya lembut.


Saya diperkenalkan pertama kali dengan soto Kadipiro oleh almarhum Soedwikatmono, pengusaha nasional. 
Pak Dwi — panggilan Soedwikatmono— bercerita bahwa ia sudah melanggani soto sejak usia anak-anak.

Soto Kadipiro memang termasuk heritage Yogyakarta. Rumah makan ini didirikan oleh Atmojo tahun 1921, hampir seabad lalu. Setelah Atmojo wafat, usaha itu dilanjutkan oleh puteranya, Rambat. Kini Soto Kadipiro dikelolah oleh Hendy Suherly, putera Rambat atau cucu Atmojo.

photo
Atmojo, pendiri soto Kadipiro.

Awalnya, Atmojo memulai jualan soto itu dengan cara pikulan. Berjualan di Kraton dan Pasar Beringhardjo. Kemudian mangkal di tempat sekarang ini di jalan Wates.
Di Yogyakarta, jangan kaget kalau menemui ada banyak Soto Kadipiro di sana.

Di jalan Wates saja ada empat. Yang berjualan masih turunan ketiga Atmojo, dari empat anaknya. Tapi yang heritage itu adalah di sini, di rumah tempat tinggal Atmojo yang bangunannya masih dipertahakan seperti sedia kala. Tak heran jika tempatnya selalu penuh.

Satu lagi. Soto Kadipiro juga mengikuti kondisi zaman now. Bisa dipesan lewat go food.

photo
warung Soto Kadipiro (foto: Ilham Bintang)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement