Kamis 03 Jan 2019 16:30 WIB

Moeldoko Sebut Isu Kontainer Suara Rugikan Jokowi-Ma'ruf

TKN memiliki strategi untuk menghadapi isu itu.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Hafil
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jendral TNI (Purn) Moeldoko memberikan sambutan serta arahan pada acara PengukuhanTim Kampanye Daerah dan Konsolidasi Pemenangan Pilpres 2019 di Hotel Asrilia, Kota Bandung, Ahad (14/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jendral TNI (Purn) Moeldoko memberikan sambutan serta arahan pada acara PengukuhanTim Kampanye Daerah dan Konsolidasi Pemenangan Pilpres 2019 di Hotel Asrilia, Kota Bandung, Ahad (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko mengaku heran terhadap isu adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilihan presiden yang sudah dicoblos. Padahal, kata dia, foto pasangan Jokowi-Ma'ruf untuk surat suara baru saja didiskusikan bersama bersama TKN.

"Padahal kita baru kemarin ditayangkan fotonya di TKN mana kira-kira foto yang pas untuk presiden dengan wapres kita. Baru kemaren malam itu, belum diapprove sama presiden," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (3/1).

Ia pun menilai, kabar hoaks tersebut sangat merugikan bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf. Namun, kata dia, TKN juga memiliki langkah strategi sendiri menghadapi kabar bohong tersebut.

"Sudah tujuh juta gimana ceritanya sudah tujuh juta," kata dia.

Sebelumnya, Komisioner KPU Hasyim Asy'ari menyebut isu ribuan surat suara yang sudah dicoblos tersebut dapat membahayakan pelaksanaan pemilu. Karena itu, KPU pun melaporkan isu hoaks ini ke Bareskrim Polri.

Isu yang beredar menyebutkan total jumlah surat suara yang ada di dalam tujuh kontainer tersebut mencapai 80 juta lembar. Angka inipun hampir separuh dari jumlah pemilih di Pemilu 2019. Karena itu, KPU mendorong agar kepolisian mengungkap pelaku pembuat isu hoax dan juga para penyebar berita hoaks tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement