Rabu 24 Oct 2018 14:44 WIB

Sandi: Masyarakat Ingin Perekonomian ke Depan Lebih Baik

Sandi mengatakan para pedagang ingin bisa mendapatkan suntikan permodalan

Rep: Bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Cawapres Nomor Urut 02, Sandiaga S Uno saat membeli dan mencoba tumpi, makanan khas di pasar Projosari, Desa Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (24/10).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Cawapres Nomor Urut 02, Sandiaga S Uno saat membeli dan mencoba tumpi, makanan khas di pasar Projosari, Desa Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Blusukan ke pasar Projosari, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor 02, Sandiaga Salahudin Uno lega, harga berbagai kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) stabil.

Kendati begitu, ia tetap menyerap aspirasi dari para pedagang pasar ini, yang umumnya menghendaki penataan agar pasar tradisional tersebut mampu bersaing dengan pasar modern dan pengunjungnya (pembeli) semakin banyak.

“Ini permintaan para pedagang, pak Tiar dan bu Kaliyem, mereka ingin pasar ditata agar pengunjungnya tak kalah dengan pasar atau toko modern,” kata Sandiaga, di sela safari kunjungannya di pasar Projosari, Rabu (24/10).

Ia juga mengungkapkan, aspirasi lain yang diserap dari para pedagang di pasar ini adalah akses permodalan. Para pedagang ingin bisa mendapatkan suntikan permodalan yang tidak ‘mencekik’ bunganya. Jadi permodalan yang bersahabat dengan usaha- usaha rakyat.

Secara keseluruhan, lanjutnya, keadaan serta geliat perekonomian di pasar berjalan baik. Namun para pedagang tentunya memiliki keinginan, bagaimana kondisi perekonomian ke depan menjadi semakin baik. Sehingga nanti pasarnya juga ramai, dagangannya juga tambah laku dan tentunya penghasilan para pdagang di pasar ini juga bisa bertambah.

“Ini saja yang menjadi harapan dari masyarakat, dan ini disampaikan langsung karena saya berinteraksi dengan mereka. Sehingga saya tahu betul apa yang dirasakan masyarakat di bawah saat ini,” katanya.

Sementara itu, dalam kesempatan ini cawapres nomor 02 ini juga sempat membeli tempe dari pedagang. Saat ditanya tebal atau tipis, Sandi mengaku tempenya standar. “Tapi tempenya kayak HP jadul, tempe hape namanya,” kata Sandi.

Ia juga menyempatkan untuk mencicipi makanan tradisional, tumpi atau semacam peyek yang kacangnya menggunakan kacang hijau dan dibelinya dari salah satu pedagaang, di pasar Projosari ini.

Setelah mencoba kerenyahan makanan tradisional ini, ia pun melontarkan  melontarkan jargon baru di hadapan para pedagang. “Dua ribu sembilan belas, makan tumpi,” yang disambut tepuk tangan riuh dari para pedagang.

Usai berkeliling ke dalam pasar dan berinteraksi dengan para pedagang, Sandi pun tak lupa menyempatkan sarapan bakso di salah satu warung di pasar Projosari, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Kota Salatiga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement