Rabu 10 Oct 2018 07:54 WIB

Selamatkan Melania Trump!

Kontroversi pilihan pakaian Melania Trump terjadi berulang kali.

Cara berpakaian Melania Trump yang dianggap tidak sesuai dengan suasana
Foto: republika
Cara berpakaian Melania Trump yang dianggap tidak sesuai dengan suasana

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nuraini*

Kiprah pasangan presiden menarik bagi publik. Sorotan kamera turut membidik kegiatan hingga gaya berpakaian pasangan presiden, terutama yang perempuan. Salah satu pasangan presiden yang kerap menghiasi pemberitaan media adalah Melania, istri Presiden AS Donald Trump. Meski pemberitaan mengenai Melania lebih sering mengenai cara berpakaian ketimbang ide-idenya, tetapi bukan berarti bisa dianggap sebagai pembahasan sepele.

Pemberitaan mengenai pakaian yang dikenakan Melania Trump lebih sering tidak membahas mengenai padu-padan, kecocokan model pakaian dengan tubuh, atau materi fesyen lainnya. Media menyoroti kontroversi di balik pakaian Melania Trump. Terbaru, pakaian yang dikenakan Melania Trump saat melawat ke Kenya, Afrika mengundang kontroversi. Pada hari kedua turnya di Afrika, Melania Trump mengenakan helm pith atau helm safari berwarna putih.

Helm pith yang dikenakan Melania di perjalanan pertamanya keluar negeri seorang diri tersebut bukan sembarang helm jika dipakai di Afrika. Helm pith merupakan sebuah helm ringan yang terbuat dari sholapith. Pada masa kolonial, helm itu dipakai oleh orang-orang Eropa dan para penjajah. Sehingga, sebuah helm menjadi simbol kolonialis di seluruh Afrika.

Selain di Afrika, helm itu juga dipakai oleh para penjajah di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Hal itu kemudian yang membuat helm pith menjadi simbol penindasan di negara-negara terjajah. Karena simbol tersebut, pasukan di luar negeri, pemandu tur, dan ahli alam liar mengganti helm pith dengan helm lain yang tidak kontroversial.

Kontroversi pilihan pakaian Melania Trump bukan sekali itu terjadi. Saat mengunjungi migran anak di perbatasan AS-Meksiko pada Juni lalu, jaket Melania Trump memicu kontroversi. Hal itu karena jaket bergaya militer itu bertuliskan "I really don't care, do you?" di bagian belakang. Meski tidak jelas pesan di balik tulisan putih pada jaket berwarna hijau zaitun, tetapi tulisan itu dihubung-hubungkan dengan kebijakan Donald Trump mengenai migran yang menjadi alasan kunjungan Melania.

Melania mengunjungi penampungan bagi migran anak di perbatasan hanya sehari setelah Trump menerbitkan perintah eksekutif untuk mengakhiri pemisahan migran anak dari orangtua mereka. Akibat kebijakan nol toleran kepada migran ilegal yang dikeluarkan Donald Trump, lebih dari 2.300 anak di bawah umur terpisah dari orangtua mereka. 

Meski tidak terkait dengan pesan tertentu, pilihan fesyen Melania sebelumnya memang kerap mengundang kritik. Salah satunya, saat Melania mendampingi Donald Trump mengunjungi korban badai Texas pada 2017. Dia memilih mengenakan sepatu hak tinggi dari desainer terkenal Manolo Blahnik. Melania disebut salah kostum. Di tahun sebelumnya, Melania menganakan blouse dengan detail pussy-bow atau pita di bagian leher, saat Trump dituding melecehkan perempuan dengan kata-kata: "Grab them by the pussy".

Dengan berbagai kontroversi itu, pertanyaan selanjutnya adalah apakah Melania Trump tidak memiliki fashion stylist atau pengarah fesyen? Sejumlah desainer menolak mendandani Melania, antara lain Tom Ford, Marc Jacobs, Sophie Theallet, dan Derek Lam. Namun, Ralph Lauren bersedia merancang busana bagi Melania. Salah satunya adalah gaun biru muda yang dikenakan Melania saat inagurasi Presiden Donald Trump. Akan tetapi, pemilihan busana bagi pasangan presiden tentu tidak sesederhana rancangan mewah atau cocok. Ada perkara politis yang harus menjadi pertimbangan mereka.

Pakaian turut menjadi alat diplomasi di dunia politik internasional. Salah satu contoh paling banyak dipuji dalam menerapkan diplomasi pakaian atau kerap dilabeli Sartorial Diplomacy atau diplomasi penjahit adalah Michelle Obama. Dia kerap mengenakan pakaian tertentu untuk acara khusus. Salah satunya yakni saat Michelle mengenakan pakaian karya Tom Ford ketika makan malam dengan Ratu Elizabeth II di Buckingham Palace. Tentu saja pemilihan perancang itu bukan tanpa maksud. Tom Ford merupakan seorang perancang pakaian asal Amerika yang tinggal di London.

Di dunia politik, pakaian memang memiliki simbol tersendiri. Di Tanah Air, hal itu bisa terlihat dari salah satunya adalah Joko Widodo yang memilih baju kotak-kotak saat kampanye pemilihan presiden 2014. Dari kubu Prabowo pun, memilih baju putih yang mengingatkan pada proklamator.

Melihat makna lain di balik pakaian, barangkali memang penting untuk menyelamatkan Melania Trump dari kecelakan fesyen alias Fashion Disaster. Selamatkan Melania sekarang juga!

*) Penulis adalah redaktur Republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement