Rabu 29 Aug 2018 11:12 WIB

Sandi: Pilpres 2019 Perlombaan Kebaikan

Sandi sebut angka pengangguran di kalangan muda masih tinggi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno membacakan surat pengunduran diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta saat Rapat Paripurna di DPRD DKI Jakarta, Senin (27/8).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno membacakan surat pengunduran diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta saat Rapat Paripurna di DPRD DKI Jakarta, Senin (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden Sandiaga Salahudin Uno menganggap gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2019 sebagai fastabiqul khairat atau perlombaan dalam kebaikan.

Hal itu dikatakan Sandi di depan para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (29/8). Oleh karena itu, Sandi menegaskan dalam pesta demokrasi lima tahunan itu tidak perlu saling menjatuhkan.

"Kita harus angkat filosofi fastabiqul khairat bahwa kita harus bergegas kita berlomba-lomba untuk mencapai kebaikan dalam dunia yang tidak terpolarisasi. Pesta demokrasi (pilpres) 2019 Insya Allah adalah fastabiqul khairat," ujar Sandi saat memberikan pidato di UMJ, Tangerang Selatan, Rabu (29/8).

Sandi menambahkan, dia melihat di media sosial dan media-media masyarakat mudah terpancing terpecah belah dan saling menyikut. Oleh karena itu, ia ingin membalikkan keadaan dengan diskursus inovasi di segala bidang.

Baca juga,  Prabowo Pinang Sandiaga Jadi Cawapres di Depan Anies.

Justru menurutnya, dalam pilpres nanti harus dijadikan sebagai ajang kolaborasi untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Sandi memberikan contoh, seperti yang dilakukan oleh Gojek.

"Gojek yang selama ini bersaing dengan beberapa perusahaan lain seperti Traveloka maupun perusahaan perusahaan sejenis. Tapi sekarang sudah berkolaborasi mereka tidak hanya berkompetisi tapi mereka melihat bagaimana berkolaborasi," tambah Sandi.

Namun dalam kesempatan itu, Sandi juga mengkritisi keadaan ekonomi Indonesia yang kurang baik. Di antaranya adalah meroketnya keutuhan pokok, tentunya juga berdampak kepada mahasiswa.

Maka dari itu, dia mengajak generasi muda untuk menciptakan lapangan pekerjaaan. Mengingat banyak usia produktif di Indonesia yang masih menganggur.

"Kita harus buka lapangan kerja yang seluas-luasnya, khususnya untuk anak-anak muda. Kita mempunyai pertumbuhan alhamdulillah, tapi ternyata pengangguran di tingkat anak muda kita tertinggi di ASEAN ini adalah PR kita yang harus kita selesaikan," tegas Sandi.

Dalam kesempatan itu, hadir juga Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan, yang juga sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) dan tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement