Selasa 14 Aug 2018 19:56 WIB

Telepon Terakhir Mahasiswi RI yang Tewas di Jerman ke Ibunya

Korban dilaporkan tenggelam di Danau Trebgas, Jerman.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Teguh Firmansyah
Mahasiswi asal Kota Malang yang tewas tenggelam di Danau Trebgas, Jerman.
Foto: Dok Pribadi
Mahasiswi asal Kota Malang yang tewas tenggelam di Danau Trebgas, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tak ada yang mengira Rabu (8/8) menjadi hari terakhir  Ummi Salamah mendengar kabar putrinya. Perempuan berusia 54 tahun ini tak pernah tahu sang anak, Shinta Putri Dina Pertiwi, akan meninggalkan ia untuk selamanya.

"Telepon terakhir itu Rabu siang lalu (waktu Jerman), kalau di sini (Indonesia) malam jam 18.30 WIB," kata ibu dari tiga anak ini saat ditemui wartawan di kediamannya di Sukun, Kota Malang, Selasa (14/8).

Seperti diketahui, masyarakat Indonesia diramaikan adanya kabar seorang mahasiswi perempuan Indonesia yang tewas di Jerman, Kamis (9/8). Mahasiswi spesialis forensik Universitas Bayreuth Jerman ini ditemukan tewas di Danau Trebgas, Badesse, Bavaria, Jerman. Sebelum kejadian, perempuan kelahiran Malang 1993 ini sempat mengunggah aktivitasnya di Instagram Story.

Menurut Ummi, anak keduanya ini memang dikenal sebagai sosok yang sangat aktif. Tak hanya dalam organisasi, tapi juga di bidang olahraga. Keaktifan ini juga dimiliki dua putra Ummi lainnya yang berjenis kelamin laki-laki.

Baca juga, Kemenlu Bantu Pemulangan Jenazah WNI di Jerman.

Di saat menerima telepon terakhir, Ummi teringat sekali bagaimana dirinya mulai merasakan hal aneh. Dia tiba-tiba merasa gelisah sehingga berusaha mencari foto sang anak lalu mengunggahnya di akun Facebook. Entah mengapa dosen IKIP Budi Utomo Malang ini justru menulis kata-kata puitis ihwal bidadari kecil dari surga di foto tersebut.

photo
Ibu dari mahasiswi Indonesia yang tewas tenggelam di Jerman.

Ummi mengaku, merasa sangat rindu saat mengunggah foto lama sang anak di media sosial. Tak ada keinginan lain selain menunjukkan bahwa dirinya sangat merindukan anak perempuan satu-satunya tersebut.

"Supaya ada respons dari Shinta kalau ibunya kangen dan bertanya kenapa Whatsapp dan telepon tidak direspons," kata perempuan yang juga mengajar di Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang ini.

Di saat merasakan kerinduan yang begitu mendalam, Ummi justru mendapatkan kabar menyedihkan pada Jumat dini hari (10/8) WIB. Dia menerima kabar bahwa sang anak telah tewas tenggelam di Danau Trebgas, Jerman, Kamis (9/8) petang, pada waktu setempat. Shinta baru ditemukan setelah seharian tenggelam di negara yang saat itu mengalami suhu panas ekstrem.

Hingga kini, Ummi dan keluarga masih menunggu jasad Shinta kembali ke Tanah Air. Tak ada keinginan yang paling besar selain bertemu jasad sang anak untuk terakhir kalinya. Apalagi, selama ini dia selalu membayangkan bagaimana sang putri menghadapi akhir hidupnya di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement