Sabtu 14 Jul 2018 00:03 WIB

Hebohnya Perempuan Saudi Menyetir

Mencari perempuan yang menyetir sama seperti memainkan gim Pokemon

Wartawan Republika, Ani Nursalikah, berfoto dengan latar belakang Masjid Quba, Madinah, Arab Saudi, pada Senin (7/8).
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Wartawan Republika, Ani Nursalikah, berfoto dengan latar belakang Masjid Quba, Madinah, Arab Saudi, pada Senin (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ani Nursalikah*

Sebuah tagar #saudiwomencandrive meramaikan jagat linimasa Twitter awal Juli ini. Isinya ya tentu saja mengenai antusiasme dan perayaan bahwa perempuan Arab Saudi kini bisa melenggang bebas di belakang kemudi mereka.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Kerajaan Saudi akhirnya mencabut aturan yang melarang perempuan mengemudi mobil. Adalah hal umum bagi sebuah keluarga mempekerjakan sopir untuk istri dan anak perempuan mereka.

Sopir ini pun kebanyakan merupakan imigran. Tak sedikit warga Indonesia (mukimin) yang mencari nafkah sebagai sopir di keluarga Saudi.

September tahun lalu Raja Salman mencabut larangan mengemudi bagi wanita. Kebijakan tersebut merupakan bagian dari reformasi yang dilakukan anaknya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang punya pengaruh kuat, dalam usaha transformasi ekonomi eksportir minyak terbesar di dunia itu dan membuka masyarakatnya yang tertutup.

24 Juni menjadi hari paling bersejarah bagi wanita Saudi. Sebanyak 10 perempuan pertama sudah memegang surat izin mengemudi (SIM) di tangan.

Mereka sebelumnya adalah pemegang SIM internasional sehingga tinggal menukar saja SIM itu dengan SIM Saudi. Mereka melakukan tes mengemudi singkat dan uji pemeriksaan mata sebelum diberikan SIM oleh Direktorat Jenderal Lalu Lintas di Riyadh.

Arab News melaporkan, lebih dari 120 ribu perempuan telah mengajukan pembuatan SIM. Sebanyak tiga juta wanita diperkirakan akan mengemudi pada 2020.

Sejak hari itu, banyak warga yang mencoba keberuntungan dengan menghitung berapa banyak perempuan yang menyetir di jalanan Riyadh. Ada gurauan mencari perempuan yang menyetir sama seperti memainkan gim Pokemon. Banyak yang mencari dan sulit ditemukan.

Jumlah perempuan yang mengaspal memang masih sedikit jika dibandingkan dengan pria. Namun, coba tengok di sekolah mengemudi. Mereka tentu terkejut dengan jumlahnya yang banyak. Perempuan Saudi menyadari mengemudi adalah sebuah tanggung jawab dan harus dilakukan sesuai aturan hukum yang berlaku.

Ada banyak cara meluapkan kebahagiaan. Begitu waktu menunjukkan lewat tengah malam, mereka pun menyusuri jalan dengan mobil mereka. Dukungan bagi perempuan juga ditunjukkan dengan polisi yang membagikan buket bunga di jalanan.

Sebuah video rapper perempuan Saudi sempat viral di media sosial. Hingga Rabu (11/7), videonya sudah ditonton 1.695.368 kali.

Dalam video berjudul "We Are Driving", Leesa A bernyanyi rap di dalam mobil sedan. Dia menyetir di jalanan. Sesekali video diselingi tarian khas hip hop dan Leesa yang berdiri keluar dari sun roof.

Liriknya seperti ini dalam bahasa Inggris. Isinya tentang kegembiraan menyambut kebebasan mengemudi bagi perempuan di Kerajaan.

She's got no need for taxis.

I’m not kidding, today I can [drive] myself.

I am not going to ask for anyone to drive me anywhere … I have the license ready with me.

Tighten the seatbelt above your abaya and keep an eye on the pavement and on the mirror.

Lain lagi yang dilakukan Aseel al-Hamad. Dia terlihat garang saat mengendarai mobil Renault Formula One di sirkuit Grand Prix Prancis. Aksi yang dilakukan al-Hamad itu menunjukkan dimulainya era baru bagi perempuan Saudi memasuki dunia motorsport.

Setelah pencabutan larangan mengemudi, ia akhirnya berani tampil di sirkuit di hadapan banyak penonton. Al-Hamad sudah menjadi anggota perempuan pertama dari Saudi Arabian Motorsport Federation dan Women in Motorsport Commission. Dia juga wanita pertama yang mengimpor Ferrari ke Saudi.

Kita tentu berharap 'kebebasan' ini makin membuat posisi perempuan Saudi dihargai. Perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Tidak mudah dan butuh waktu, tapi Saudi sudah menetapkan langkah ke sana.

*) Penulis adalah redaktur republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement