Jumat 13 Jul 2018 08:00 WIB

Lima Jenis Tokoh Lansia Nasional

Penghargaan itu diberikan atas kepeduliannya terhadap kalangan lanjut usia.

Haryono Suyono
Foto: Republika/ Wihdan
Haryono Suyono

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof Dr Haryono Suyono, Ketua Tim Pakar Kementrian Desa PDTT

 

Rangkaian acara Hari Lanjut Usia Nasional 2018 yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 5 Juli 2018, dihadiri oleh Menteri Sosial RI Idrus Marham, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buono ke X, pejabat teras Kementerian Sosial dan ratusan tamu kehormatan dari berbagai Instansi pemerintah dan organisasi sosial masyarakat. Acara ini pun dilakukan dengan berbagai kegiatan yang menarik. 

Acara puncaknya adalah pemberian penghargaan dari pemerintah yang diberikan kepada tokoh-tokoh yang dianggap sangat berjasa dalam pengelolaan penduduk lanjut usia. Setelah nama-nama para penerima penghargaan ini dilaporkan oleh Ketua Panitia Hari Lanjut Usia Nasional 2018, Haryono Suyono, lima jenis penghargaan diberikan oleh Menteri Sosial atas nama pemerintah.

Penghargaan jenis pertama diberikan kepada tiga tokoh yang sangat berjasa pada penanganan lanjut usia di daerahnya. Ketiganya yaitu tokoh pemimpin pemerintah atau tokoh masyarakat yang dianggap menonjol perhatian dan kepeduliannya pada penduduk lanjut usia, sehingga kepedulian itu pantas dijadikan suri tauladan tokoh lain yang akhir-akhir ini makin banyak bermunculan di seluruh Tanah Air. Tiga tokoh itu adalah Sri Sultan Hamengku Buono ke X Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Ibu Nina Sukarwo Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur serta Bupati Kabupaten Merangin DR H Al Haris. 

Penghargaan jenis kedua diberikan kepada tiga tokoh masyarakat umum yang sangat intens memberikan dukungan pada pelayanan penduduk lansia pada masyarakat luas. Ketiga tokoh tersebut adalah Ibu Sri Sukisti dari Kabupaten Malang, Jawa Timur; Dr Nursidah A Latif dari Kabupaten Bireun Banda Aceh, dan Ibu Herleni dari Medan Sumatra Utara. 

Ketiga tokoh masyaralat tersebut mengembangkan kegiatan di masyarakat pada umumnya seperti kegiatan Posyandu untuk anak balita tetapi ditujukan pada lansia. Mereka mengadakan pelatihan ketrampilan, kesadaran yang tinggi pada kesehatan penduduk lansia secara pribadi, serta pola hidup gotong royong sesama penduduk lanjut usia atau bersama dengan generasi yang lebih muda. 

Penghargaan jenis ketiga, diberikan kepada tiga anggota LKS yaitu Panti Lansia Bhakti Kasih Siti Anna dari Kota Pangkal Pinang Babel, Wahyu Mandiri dari Makassar Sulsel, serta Dharma Bhakti dari Wonogiri di Jawa Tengah. Ketiganya adalah lembaga lansia yang menampung penduduk lanjut usia di pusat penampungannya yang bersifat swasta, umumnya anggota LKS yang maju di daerahnya, sehingga banyak pembiayaan untuk keperluan itu diperjuangkan dengan gigih bersama masyarakat yang peduli lansia. 

Penghargaan jenis keempat diberikan kepada satu anggota yang bersifat kelompok, yaitu Mugi Waras dari Yogyakarta yang mula-mula merupakan prakarsa kelompok peduli terhadap penduduk lanjut usia ternyata mampu menjadi contoh dan tidak pernah pudar dalam membantu keluarga lanjut usia. 

Sedangkan penghargaan jenis kelima diberikan kepada dua keluarga yang dianggap menonjol yaitu keluarga Sumadi dari Kabupaten Muko-muko di Bengkulu dan Keluarga Anugrah dari Kepulauan Riau. Kedua keluarga yang berasal dari dua daerah yang berbeda itu mengembangkan perhatian terhadap lansia semata karena rasa kasih sayang secara pribadi atau bersama keluarganya. 

Kedua keluarga itu bahkan memberikan pelayanan kepada lansia yang mendapat gangguan kejiwaan sehingga mampu hidup lebih nyaman dan sejahtera. Suatu bentuk perhatian keluarga yang cinta kasih sesamanya meluas kepada keluarga lain diluar garis hubungan biologis yang pantas menjadi teladan bagi keluarga lain yang peduli sesama anak bangsanya. Menteri Sosial memberikan penghargaan itu disertai rasa hormat dan terima kasih kepada masing-masing tokoh yang dianggap sangat berjasa tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement