Kamis 14 Jun 2018 11:23 WIB

TIM SAR Terus Lakukan Pencarian Korban Kapal Karam

Berdasarkan data yang diterima korban kemungkinan mencapai 40 orang

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anggota kepolisian mengangkat jenazah salah satu korban kapal motor Arista yang tenggelam di Rumah Sakit Jala Ammari, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6).
Foto: Abriawan Abhe/Antara
Anggota kepolisian mengangkat jenazah salah satu korban kapal motor Arista yang tenggelam di Rumah Sakit Jala Ammari, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Pelaksana BPBD Sulawesi Selatan, Syamsibar mengungkapkan timnya masih terus melakukan pencarian korban kapal karamkapal jenis Jolloro, KM Arista di perairan Makassar yang karam pada Rabu (13/6) malam.

"Hasil briefing pukul 21.00 malam tadi yaitu pencarian korban dimulai pada pukul 05.30 WITA pagi ini. Seluruh potensi SAR yang telah bergabung diterjunkan dalam operasi pencarian pagi ini," kata Syamsibar melalui pesan singkatnya ke Republika, Kamis (14/6).

Baca: Daftar 13 Korban Meninggal Kapal Karam di Makassar

Syamsibar mengatakan tim menemukan dua korban lagi dari pencarian delapan korban. "Dua korban ditemukan di kamar mesin kapal. Kami mulai operasi 23.30 WITA dan ditemukan 00.40 WITA," jelasnya.

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani menyatakan jumlah sementara penumpang yang ditemukan dari kapal jenis Jolloro, KM Arista di perairan Makassar yang karam pada Rabu (13/6) malam sebanyak 37 orang.

Menurutnya kapal karam karena tidak digunakan sebagaimana mestinya. Selain itu, kapal juga mengangkut beban lebih dari kapasitas. "Setelah kami lakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi ternyata kapal yang digunakan bukan kapal penumpang pada umumnya melainkan kapal nelayan," jelas Dicky.

Baca: Keberadaan Posko DVI Kapal Karam di Makassar Diperpanjang

Ia mengatakan, pemeriksaan sementara terhadap para korban dan nakhoda kapal menyatakan jika kapal itu memang biasanya digunakan untuk mencari ikan. Namun tidak jarang kapal nelayan (Jolloro) itu digunakan oleh masyarakat pulau sebagai kapal penumpang yang akan menyeberang ke daratan untuk membeli kebutuhan.

"Ini masih pemeriksaan sementara dan informasi kami kumpulkan dari berbagai sumber, baik korban maupun nakhoda kapalnya. Memang kapal itu tidak tercatat sebagai kapal penumpang melainkan kapal nelayan," katanya.

Mengenai penindakan lainnya dari pihak kepolisian untuk nakhoda kapal yang selamat ini, Dicky mengaku akan ditangani oleh Polres Pelabuhan.

Polda Sulsel bersama dengan regu SAR lainnya masih fokus pada pencarian korban lainnya karena berdasarkan data yang diterimanya jika korban lebih dari 40 orang. "Kami tidak punya data pastinya karena memang tidak ada manifest kapal. Berbeda dengan pelayaran pada umumnya, ada manifest tapi ini tidak ada. Inilah yang kemudian membuat kita sedikit kesulitan mendata, ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement