Rabu 30 May 2018 08:15 WIB

'Ulama Serukan Islamisasi Politik, Bukan Politisi Masjid'

Fungsi masjid itu dalam rangka mengembangkan negara.

Masjid
Foto: RNW
Masjid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada zaman Rasulullah, masjid menjadi tempat untuk berbicara tentang politik. Karena politik adalah bagian daripada soko guru berdirinya negara.

Menurut Ustaz Soleh Sofyan, membicarakan tentang negara, politik untuk tujuan kebaikan itu bagus sekali, karena fungsi masjid itu dalam rangka mengembangkan negara.

"Hal itu disebut Islamisasi politik," kata Soleh dalam diskusi bertema "Mengembalikan Masjid Sebagai Penyampai Kedamaian, Toleransi dan Pemersatu Umat" di Masjid Al Fataah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/5).

Tapi saat ini yang banyak terjadi adalah mempolitisasi masjid, atau mempolitisasi nilai-nilai tujuan politik masing-masing kelompok akan menjadi perpecahan.

"Yang dimaksud politisasi masjid itu membicarakan dan menarik-narik umat untuk tujuan politik tertentu, itu jadi masalah. Biasanya mereka itu adalah pembicara yang diundang di dalam masjid," ujar Soleh.

Oleh karena itu penting sekali bagaimana fungsi masjid menjadi penyampaian pesan dakwah sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Juga sebagai tempat untuk memperkuat akidah dan menjadikan masjid sebagai sumber informasi umat.

Senada dengen Ustaz Soleh Sofyan, KH Ali Sibroh Malisih menyatakan, masjid berfungsi sebagai pemersatu umat. Dikatakannya, orang yang beriman adalah orang yang memakmurkan masjid seperti yang tertuang dalam Alquran surat At-taubah ayat 18.

"Masjid bukan tempat perpecahan tapi sebagai pemersatu umat. Tidak semua orang bisa mempersatukan umat makanya peran Takmir dan dewan kemakmuran masjid ini sangat penting," kata Sibroh.

Ia menegaskan, fungsi masjid di zaman Rasulullah, sebagai tempat perkembangan budaya serta tempat mentransfer ilmu. Menurutnya, orang yang memakmurkan masjid harus bisa menyingkirkan penghalang yang ingin merusak keberagaman.

"Jagalah kebijakan mengedepankan toleransi. Toleransi dimulai dari masjid masjid sebagai pusat toleransi antar umat beragama dan antar umat Islam itu sendiri," tutur Sibroh.

Dikatakannya, tempat yang paling mulia adalah masjid. "Otomatis orang yang masuk ke dalam  masjid adalah orang yang mulia apalagi orang tersebut dapat memakmurkan masjid," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement